Gaza, 5 September 2025 — Serangan udara Israel kembali menyasar warga sipil dengan menghancurkan Menara Mushtaha (برج مشتهى), sebuah gedung bertingkat di pusat Kota Gaza yang selama berbulan-bulan menjadi tempat tinggal pengungsi. Akibatnya, sekitar 1.200 warga yang berlindung di sana kehilangan tempat tinggal dan kembali terlantar.

Peringatan Kilat dan Runtuhnya Gedung

Menurut saksi mata, penghuni hanya diberi 30 menit untuk meninggalkan bangunan sebelum serangan dilakukan. Beberapa keluarga masih mengevakuasi barang-barang mereka ketika tiga roket menghantam gedung berlantai 13 itu, meratakannya hingga menjadi tumpukan puing.

Klaim Militer Israel vs Bantahan Warga

Militer Israel mengklaim gedung tersebut digunakan Hamas sebagai pusat komando bawah tanah dan jaringan terowongan. Namun, pihak pengelola dan penghuni menegaskan Menara Mushtaha adalah hunian sipil murni, ditempati keluarga biasa serta pengungsi yang kehilangan rumah akibat serangan-serangan sebelumnya.

“Tidak ada pos militer di sini. Ini rumah kami, tempat pengungsi, bukan markas perang,” ujar salah satu penghuni yang selamat.

Dampak Kemanusiaan Meluas

Dinas pemadam kebakaran Gaza menyebut lebih dari 1.200 orang kini tanpa atap, menambah deretan keluarga yang hidup di tenda darurat di jalanan kota. Banyak anak-anak terlihat menangis, sementara para orang tua bingung mencari tempat baru untuk bernaung.

Serangan ini menambah daftar panjang bangunan sipil—sekolah, rumah sakit, masjid, dan apartemen—yang menjadi sasaran bombardir dalam konflik berkepanjangan.

Gelombang Kecaman

Organisasi hak asasi manusia mengecam keras penghancuran Menara Mushtaha. Tindakan itu dinilai sebagai pelanggaran serius hukum internasional, karena menyerang infrastruktur sipil yang menampung pengungsi sama sekali tidak dapat dibenarkan dengan alasan keamanan

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here