Media Israel mengonfirmasi tewasnya lima tentara Brigade “Netsah Yehuda” serta 16 lainnya luka-luka (sebagian dalam kondisi kritis) akibat serangan penyergapan yang sangat terencana di utara Jalur Gaza, dekat Beit Hanoun. Insiden ini disebut sebagai “peristiwa keamanan paling luar biasa” dalam beberapa pekan terakhir.
Menurut laporan media Israel “Hadshot Lefnei Kulam” dan “Keamanan dari Lapangan”, penyergapan maut itu dimulai dengan ledakan ranjau di jalur konvoi lapis baja brigade.
Tak berhenti di situ, pasukan penyelamat yang datang justru dihantam hujan roket anti-tank, menjadikan lokasi bak arena neraka terbuka. Kobaran api melahap kendaraan militer, tubuh para tentara hangus terbakar, menciptakan pemandangan yang bahkan oleh media Israel sendiri disebut sebagai “yang paling mengerikan sejak dimulainya serangan darat ke Gaza.”
Salah satu tentara yang selamat, dalam kondisi mental yang terguncang, menggambarkan: “Kami seperti domba yang digiring ke tempat jagal.”
Kekacauan total melanda pasukan yang terperangkap, di tengah ledakan beruntun yang memporak-porandakan barisan kendaraan.
Sementara itu, media “Maariv” melaporkan helikopter-helikopter evakuasi medis Israel terus berputar di langit utara Gaza, membawa korban menuju rumah sakit.
Bahkan, dentuman ledakan terdengar sampai kota Beersheba, sekitar 40 kilometer dari titik serangan.
Pengamat militer Israel menyebut penyergapan ini sebanding dengan penghancuran transporter “Namer” di Khan Younis, menegaskan superioritas taktis pejuang perlawanan Palestina sekaligus mempermalukan kegagalan intelijen Israel yang berulang kali terungkap di medan tempur.