Israel kembali mengguncang Gaza dengan rentetan pembantaian. Sedikitnya 50 warga Palestina gugur syahid sejak Selasa dini hari (7/5) dalam serangan brutal yang menyasar permukiman sipil, termasuk sekolah yang menjadi tempat pengungsian di Kamp Al-Bureij, Gaza Tengah.
Menurut laporan Al Jazeera, 18 korban jiwa tewas dalam serangan awal di sekolah tersebut. Tak lama berselang, setelah Israel menggempur lokasi yang sama untuk kedua kalinya, jumlah syuhada melonjak menjadi 29 orang, dengan lebih dari 50 lainnya luka-luka—mayoritas dalam kondisi kritis.
Dokter: Kami Terpaksa Memilih Siapa yang Layak Diselamatkan
“Kami menghadapi mimpi buruk,” ungkap juru bicara RS Syuhada Al-Aqsha.
Banyak korban masih terjebak di bawah reruntuhan sekolah. Di ruang operasi, dokter dan perawat terpaksa memprioritaskan pasien karena kelangkaan obat dan peralatan medis.
“Kami tak punya cukup obat untuk operasi… kami bahkan tak bisa memberikan yang dasar,” imbuhnya.
Serangan Terus Berlanjut, Jumlah Syuhada Terus Meningkat
Di tempat lain, drone Israel menghantam rumah warga di Khan Younis, melukai sejumlah warga. Di wilayah barat Deir Al-Balah, tiga warga gugur syahid dan lainnya luka-luka akibat serangan udara.
Kementerian Kesehatan Gaza menyatakan, hingga kini jumlah korban syahid telah mencapai 52.615 jiwa, dan lebih dari 118 ribu orang terluka sejak dimulainya agresi pada 7 Oktober 2023.
Israel Mengancam “Nakba” Baru
Dalam pernyataan mencengangkan, Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich menyebut bahwa kemenangan di Gaza hanya tinggal menunggu waktu. Ia terang-terangan menyebut akan mengusir warga Gaza dari tanah mereka, menciptakan “Nakba” baru, sebagai balasan atas serangan 7 Oktober.
Hamas: Dunia Harus Hentikan Fasisme Israel
Menanggapi agresi yang terus meluas, Hamas menyatakan bahwa keputusan Israel memperluas operasi militernya berarti mengorbankan para tawanan Israel sendiri. Hamas menuding Netanyahu bertekad melanjutkan kejahatan perang dengan dukungan penuh dari Amerika Serikat.
“Rakyat Palestina dan perlawanan kami tak akan gentar oleh ancaman siapa pun,” tegas Hamas dalam pernyataan resmi.
Hamas menyerukan kepada negara-negara Arab, dunia Islam, dan komunitas internasional untuk segera menghentikan mesin pembantaian Israel dan menghentikan kejahatan-kejahatan yang terus berlangsung.