Serangan udara Israel yang terus menggempur Ahad wilayah di Jalur Gaza sejak Minggu (13/4) dini hari telah menewaskan sedikitnya 38 warga Palestina. Tiga di antaranya syahid dalam serangan yang menghantam sebuah bangunan milik pemerintah kota Deir al-Balah, wilayah tengah Gaza.

Tragedi memilukan terjadi ketika enam saudara kandung gugur setelah mobil yang mereka tumpangi dihantam rudal Israel. Mereka tengah melakukan perjalanan untuk membantu para pengungsi sebagai bagian dari kegiatan relawan di sebuah lembaga amal.

Militer Israel bersama badan intelijen Shin Bet mengklaim bahwa para korban di Deir al-Balah tengah merencanakan “aksi teror lanjutan”, tanpa memberikan bukti yang jelas.

Sementara itu, koresponden Al Jazeera melaporkan bahwa pasukan Israel juga meledakkan sejumlah gedung permukiman di sebelah barat Kota Rafah, selatan Gaza, pada Sabtu malam. Di wilayah Khan Younis, dua warga syahid dan beberapa lainnya luka-luka akibat serangan drone yang menyasar tenda pengungsi di kawasan Asdaa’.

Direktur Kepolisian Khan Younis, Mohammad Al-Darbashi, juga syahid setelah rumahnya di kamp barat kota diserang oleh jet tempur Israel.

Militer Israel mengklaim telah menggempur lebih dari 90 target di seluruh Jalur Gaza dalam dua hari terakhir, dan menyatakan akan terus melanjutkan operasi darat terhadap sasaran baru di wilayah selatan.

Peringatan Evakuasi di Khan YounisPada Minggu malam, militer Israel kembali mengeluarkan peringatan evakuasi mendesak kepada warga Palestina di sejumlah kawasan selatan Khan Younis.

Dalam unggahan di platform X, juru bicara militer Israel Avichay Adraee menyebutkan nama-nama wilayah yang harus segera dikosongkan, di antaranya Qizan Al-Najjar, Qizan Abu Rishwan, As-Salam, Al-Manarah, Al-Qareen, Ma’n, Al-Batn As-Samin, Jorat Al-Lout, Al-Fakhari, dan bagian selatan Bani Suheila.

Adraee meminta warga segera menuju tempat penampungan di wilayah pesisir Al-Mawasi, dan menyebut peringatan ini sebagai “peringatan terakhir sebelum serangan dimulai”.

Untuk diketahui, pada awal Maret lalu, tahap pertama kesepakatan gencatan senjata dan pertukaran tahanan antara Hamas dan Israel berakhir. Kesepakatan yang dimulai pada 19 Januari 2025 itu dimediasi Mesir dan Qatar dengan dukungan AS.

Namun, sementara Hamas mematuhi seluruh poin tahap pertama, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu—yang saat ini diburu pengadilan internasional—menolak melanjutkan ke tahap kedua demi menjaga dukungan kelompok ekstremis dalam koalisi pemerintahannya.

Sejak Israel kembali melancarkan genosida di Gaza pada 18 Maret lalu, jumlah korban jiwa dan luka-luka telah melebihi 166 ribu orang—mayoritas adalah anak-anak dan perempuan—dengan lebih dari 14 ribu lainnya masih hilang di bawah reruntuhan.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here