Pasukan Israel kembali menyerbu sejumlah wilayah di Tepi Barat, melukai warga di kota al-Bireh dan memaksa lebih banyak warga di Kamp Pengungsi Noor Shams untuk meninggalkan rumah mereka.

Sumber Al Jazeera melaporkan bahwa pasukan Israel menyerbu Kamp Jalazone di utara kota al-Bireh dan menyebabkan beberapa warga terluka dalam operasi tersebut.Pasukan Israel juga menggerebek beberapa kota dan desa di selatan dan timur Nablus, termasuk Beita, Qaryut, dan Salem.

Di Hebron bagian selatan, mereka masuk melalui pos militer al-Fahs dan menyebar di sejumlah lingkungan, sambil melakukan penggeledahan terhadap beberapa rumah warga.

Sementara itu, pemukim ilegal Israel menggusur lahan pertanian milik warga Palestina di kawasan Rakiz, Masafer Yatta, selatan Hebron.

Kendaraan militer Israel juga menerobos Kamp Pengungsi Fawwar di Hebron selatan, bersamaan dengan waktu pulang sekolah para siswa.

Di kota Tubas, Tepi Barat bagian utara, pasukan Israel juga melakukan penggerebekan. Mereka memperketat pengamanan di sekitar Masjid Ibrahimi, seiring perayaan Paskah Yahudi.

Sumber Al Jazeera menyebut bahwa pasukan Israel memaksa sejumlah warga di lingkungan Jabal al-Nasr, Kamp Noor Shams, Tulkarm, untuk mengungsi. Sumber lokal melaporkan bahwa kawasan itu dihujani tembakan dan ledakan pada Ahad.

Sementara itu, operasi militer Israel di kota Tulkarm dan kamp pengungsinya masih berlanjut hingga hari ke-77 berturut-turut, dengan penyebaran militer secara besar-besaran dan tekanan yang terus meningkat terhadap warga untuk mengosongkan rumah mereka.

Sejak dimulainya agresi di Jalur Gaza, Israel dan para pemukim ilegal telah meningkatkan serangan mereka di wilayah Tepi Barat, termasuk Al-Quds Timur.

Menurut data resmi Palestina, agresi ini telah menyebabkan lebih dari 947 warga Palestina syahid, hampir 7.000 orang terluka, dan 15.800 lainnya ditangkap.

Israel, dengan dukungan Amerika Serikat, terus melanjutkan genosida di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023. Hingga kini, agresi brutal itu telah menewaskan dan melukai sekitar 167.000 warga Palestina, mayoritas perempuan dan anak-anak, serta menyebabkan lebih dari 11.000 orang hilang, dengan kehancuran besar dan krisis kemanusiaan yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Sumber: Al Jazeera

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here