Sejumlah surat kabar dan situs berita internasional menyoroti kesepakatan antara pemerintah Suriah dengan “Pasukan Demokratik Suriah” (SDF) serta para pemuka di Provinsi Suweida. Selain itu, mereka juga menyoroti situasi kemanusiaan di Jalur Gaza serta perkembangan terbaru dalam konflik Ukraina.

Kesepakatan di Suriah dan Dampaknya bagi Israel

Surat kabar Financial Times menulis bahwa kesepakatan antara pemerintah Suriah dan “Pasukan Demokratik Suriah” merupakan kemajuan besar bagi pemerintahan Presiden Ahmad Al-Sharaa dalam upayanya mengkonsolidasikan kendali atas negara yang selama ini terpecah belah.

Surat kabar tersebut menambahkan bahwa nasib SDF telah menjadi salah satu tantangan terbesar bagi pemerintah baru Suriah dalam upaya menyatukan rakyat dan pasukan keamanannya. Lebih lanjut, kesepakatan ini dinilai dapat mengurangi risiko kekerasan lebih lanjut dan meredakan ketegangan antara Turki dan Amerika Serikat.

Dalam laporan terkait, surat kabar Maariv menulis bahwa kesepakatan yang ditandatangani antara pemerintah Suriah dan para pemimpin serta tokoh masyarakat Suweida merupakan pukulan telak bagi Israel. Pasalnya, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dalam berbagai pernyataannya berulang kali menegaskan komitmennya untuk melindungi komunitas Druze.

Menurut laporan Maariv, langkah ini terjadi setelah kesepakatan dengan “Pasukan Demokratik Suriah”, yang berarti bahwa pemerintahan baru Suriah kini telah mencapai kesepakatan dengan Kurdi dan kemudian dengan Druze. Hal ini memperluas kontrol Damaskus atas wilayahnya, yang menjadi perkembangan mengkhawatirkan bagi Israel.

Situasi Gaza yang Memburuk

Sementara itu, The Independent menyoroti krisis di Gaza setelah Israel memutus aliran listrik dan terus menghalangi masuknya bantuan kemanusiaan.

Surat kabar ini melaporkan bahwa dampak dari kebijakan Israel sangatlah buruk bagi warga Gaza. Harga bahan makanan melonjak, pasokan air minum bersih semakin langka akibat berhentinya operasi instalasi desalinasi, layanan kesehatan yang sudah minim semakin memburuk, serta krisis sanitasi yang semakin parah.

Dalam laporan lainnya, Haaretz menyoroti bagaimana pemerintah Israel mengabaikan fakta bahwa hanya separuh dari tentara cadangan yang memenuhi panggilan tugas dalam beberapa unit militer baru-baru ini. Surat kabar ini menuduh militer Israel berupaya menutupi kenyataan tersebut dengan berbagai cara.

Artikel tersebut juga menyebutkan bahwa jajak pendapat menunjukkan sekitar 70% warga Israel mendukung penyelesaian pertukaran tahanan dengan Hamas, bahkan jika itu berarti harus memberikan konsesi besar kepada gerakan perlawanan tersebut.

Artikel tersebut menutup dengan pernyataan bahwa “Para menteri dalam pemerintahan Netanyahu mungkin berpikir bahwa ambisi sayap kanan ekstrem terkait Gaza dapat membenarkan segala bentuk pengorbanan di mata sebagian besar tentara.”

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here