Spirit of Aqsa- Sumber-sumber yang berbeda mengonfirmasi adanya kemajuan signifikan dalam perundingan yang diadakan di Doha antara Hamas dan Israel, yang meningkatkan peluang pengumuman kesepakatan gencatan senjata di Gaza serta pertukaran tahanan dalam beberapa jam ke depan. Menurut Reuters, para peserta perundingan di Doha dijadwalkan untuk bertemu pada hari Selasa ini guna merampungkan kesepakatan, dan seorang pejabat yang mengetahui perundingan tersebut menyatakan bahwa para mediator telah menyerahkan draf final kesepakatan kepada Hamas dan Israel.
Kanal TV 13 Israel melaporkan bahwa perkiraan di Israel menunjukkan pengumuman kesepakatan akan dilakukan pada sore hari ini. Diharapkan bahwa Brett McGurk, utusan Presiden AS Joe Biden, dan Stephen Wietkov, utusan Presiden terpilih Donald Trump untuk Timur Tengah, akan menghadiri pembicaraan tersebut.
Perkembangan ini mengikuti pernyataan berbagai pihak yang menegaskan kemajuan, termasuk pernyataan Presiden AS yang menyebutkan bahwa kesepakatan “hampir tercapai,” sementara Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menyebut kedua belah pihak “lebih dekat dari sebelumnya” untuk mencapai kesepakatan. Hamas juga mengonfirmasi bahwa perundingan berjalan dengan baik, sementara pejabat Israel mengatakan bahwa perundingan telah mencapai tahap maju.
Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan mengungkapkan adanya kesepahaman besar terkait “poin-poin penting,” dan kemajuan dicapai dalam isu-isu seperti format pertukaran tahanan, posisi pasukan Israel selama penarikan dari Gaza, dan peningkatan bantuan kemanusiaan setelah gencatan senjata. Menurutnya, “perbedaan diselesaikan secara perlahan, satu per satu.”
Menurut laporan “Times of Israel,” kemajuan dalam pembicaraan Gaza terjadi setelah pertemuan tegang antara Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan Stephen Wietkov, dengan laporan yang menyebutkan bahwa utusan Trump mendesak Netanyahu untuk menerima konsesi yang diperlukan agar kesepakatan dapat diselesaikan sebelum pelantikan Trump pada 20 Januari mendatang.
Hamas telah berulang kali menyatakan kesiapan untuk menandatangani kesepakatan, bahkan telah menyetujui proposal yang diajukan oleh Biden pada Mei lalu, namun Netanyahu menarik diri dengan menekankan untuk melanjutkan perang dan tidak menarik pasukan dari Gaza.
Rincian Kesepakatan Menurut Reuters, kesepakatan yang diharapkan mencakup beberapa poin utama, di antaranya pembebasan 33 tahanan Israel di Gaza, termasuk anak-anak, perempuan, tentara wanita, pria di atas 50 tahun, serta orang yang terluka dan sakit.
Jika semuanya berjalan sesuai rencana, perundingan tahap kedua akan dimulai pada hari ke-16 setelah kesepakatan berlaku. Pada tahap kedua, sisa tahanan yang masih hidup akan dibebaskan, termasuk tentara dan pria dalam usia wajib militer, serta pengembalian jenazah para tentara yang gugur.
Sebagai imbalannya, Israel akan membebaskan sejumlah tahanan Palestina, termasuk mereka yang dijatuhi hukuman panjang.
Kesepakatan juga mencakup penarikan pasukan Israel secara bertahap, sementara pasukan tersebut akan tetap berada di dekat perbatasan “untuk membela kota dan desa Israel.” Selain itu, akan ada pengaturan keamanan terkait Jalur Philadelphia (Salahuddin) di selatan Gaza, dengan penarikan Israel dari sebagian wilayah tersebut setelah beberapa hari pelaksanaan kesepakatan.
Penduduk Gaza utara akan diizinkan untuk kembali ke wilayah mereka, dengan mekanisme untuk memastikan bahwa senjata tidak dibawa ke sana. Pasukan Israel juga akan menarik diri dari persimpangan Netzarim di tengah Gaza, sementara jumlah bantuan kemanusiaan yang dikirim ke Gaza akan meningkat.
Salah satu isu yang masih belum jelas dalam perundingan adalah siapa yang akan memerintah Gaza setelah perang, dengan dugaan bahwa perundingan saat ini tidak membahas masalah ini karena kompleksitasnya dan potensi menghambat kesepakatan.
Sumber: Al Jazeera