Spirit of Aqsa- Sebuah video mendokumentasikan upaya seorang warga Palestina di Gaza yang membangun tenda di bawah tanah untuk melindungi keluarganya dari dinginnya musim dingin dan serangan udara Israel.
Video tersebut, yang diunggah oleh jurnalis Alaa Hammouda di akun Instagram-nya pada Rabu (19/12), memperlihatkan proses penggalian yang dilakukan Taisir, seorang warga Gaza, untuk membangun tenda bawah tanah bagi keluarganya. Upaya ini dilakukan demi melindungi mereka dari cuaca dingin sekaligus dari rudal Israel yang menargetkan tenda-tenda pengungsi.
Situasi Kemanusiaan yang Mengerikan
Dengan datangnya musim dingin, para analis dan pengamat menggambarkan situasi kemanusiaan di Gaza dengan sangat suram. Mereka mendesak adanya tindakan segera untuk menyelamatkan nyawa anak-anak dan keluarga yang terjebak di tengah blokade. Selain itu, mereka menyerukan pengadilan bagi para pemimpin Israel atas kejahatan genosida yang mereka lakukan terhadap rakyat Palestina.
Sementara itu, tentara Israel terus melakukan berbagai pelanggaran terhadap warga sipil Palestina tanpa memperhatikan hukum internasional dan kemanusiaan, meski banyak suara menyerukan penghentian perang.
Salah satu contoh kebiadaban tersebut adalah video yang ditayangkan oleh Al Jazeera, yang menunjukkan anjing-anjing liar memakan jasad para syuhada di wilayah utara Gaza.
Anak-Anak Gaza dalam Krisis
Rosalia Boulin, juru bicara UNICEF di Gaza, menggambarkan kondisi di wilayah itu sebagai “tragis dan tak tertahankan,” dengan kekurangan makanan, obat-obatan, dan tempat perlindungan yang aman.
Ia mengungkapkan bahwa anak-anak menderita diare dan penyakit lain akibat air yang terkontaminasi dan kurangnya kebersihan. Banyak anak yang menderita penyakit kronis yang sebenarnya bisa disembuhkan, tetapi kurangnya obat-obatan telah menyebabkan kematian mereka.
Genosida yang Didukung Amerika Serikat
Sejak 7 Oktober 2023, dengan dukungan Amerika Serikat, Israel telah melakukan genosida di Gaza yang telah menyebabkan lebih dari 152 ribu korban jiwa dan luka-luka, mayoritas adalah anak-anak dan perempuan. Selain itu, lebih dari 11 ribu orang dinyatakan hilang di tengah kehancuran besar-besaran dan kelaparan yang telah merenggut nyawa puluhan anak dan lansia.
Sumber: Al Jazeera