Spirit of Aqsa- Sebanyak 88 warga Palestina, mayoritas perempuan dan anak-anak, syahid dalam dua pembantaian yang dilakukan oleh pasukan Israel pada Kamis pagi (21/11/2024) di Beit Lahiya dan kawasan Sheikh Radwan, utara Gaza.
Menurut laporan jurnalis Al Jazeera, 66 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak, syahid dan lebih dari 100 lainnya terluka akibat serangan udara dan artileri Israel yang menghantam kawasan pemukiman di sekitar Rumah Sakit Kamal Adwan di Beit Lahiya.
Serangan udara dan tembakan intensif juga dilancarkan ke arah proyek Beit Lahiya dan Kamp Pengungsi Jabaliya di utara Gaza. Di lokasi tersebut, tidak ada tim medis atau regu penyelamat karena layanan bantuan kemanusiaan di Gaza utara terhenti sejak sebulan lalu akibat serangan Israel.
Kementerian Kesehatan Gaza menyebutkan bahwa pasukan Israel kembali melakukan pembantaian di Gaza utara. Direktur Rumah Sakit Kamal Adwan, Dr. Hussam Abu Safieh, mengungkapkan bahwa tim medis di rumah sakit sedang berusaha mengangkat dan merawat korban yang terluka, meskipun tidak ada ambulans yang tersedia.
Dia juga menambahkan bahwa sekitar 200 orang berada di lokasi pembantaian, dengan banyaknya korban syahid dan luka-luka yang masih terjebak di bawah reruntuhan. Sistem kesehatan di Gaza utara mengalami kehancuran total dan tidak mampu memberikan bantuan, sementara seruan kepada dunia internasional tidak membuahkan hasil.
Di Kota Gaza, serangan Israel lainnya membuat 22 orang syahid, termasuk 10 anak-anak, setelah menghancurkan rumah keluarga “Al-Arouqi” di kawasan Sheikh Radwan. Selain itu, tiga perempuan syahid dalam serangan yang menghantam rumah di sekitar Rumah Sakit Al-Awda di Kamp Pengungsi Al-Nuseirat, Gaza Tengah.
Hingga 19 November 2023, pasukan Israel telah melakukan 3.838 pembantaian terhadap keluarga Palestina sejak dimulainya perang terhadap Gaza pada 7 Oktober, menurut pernyataan dari kantor media pemerintah Gaza. Dengan dukungan Amerika Serikat, Israel melancarkan perang ini yang telah menewaskan lebih dari 148.000 orang Palestina dan menyebabkan lebih dari 10.000 orang hilang, sementara penderitaan kemanusiaan terus berlanjut.