Spirit of Aqsa- Hamas mengecam keras sikap Amerika Serikat terkait situasi di Gaza. Hamas menilai kebijakan AS berpihak dan mendukung kejahatan Israel terhadap rakyat Palestina.
Dalam pernyataannya, Hamas menyebut pernyataan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dan pejabat pemerintah AS lainnya, yang menyangkal adanya pengusiran paksa di Gaza, sebagai wujud nyata kebijakan yang mendukung kejahatan luar biasa dalam sejarah. Hamas menegaskan, sikap ini menunjukkan tanggung jawab langsung AS atas kejahatan perang di Gaza.
Hamas juga menyatakan bahwa “kebijakan kriminal” pemerintah AS, yang mengabaikan genosida di Gaza, mencerminkan dukungan terus-menerus terhadap Israel dan keterlibatannya dalam penderitaan kemanusiaan di wilayah tersebut.
Hamas Siap Capai Kesepakatan Gencatan Senjata
Seorang pemimpin Hamas menyatakan pihaknya siap untuk menghentikan perang di Gaza. Hamas meminta Presiden AS terpilih, Donald Trump, menekan Israel agar mengakhiri agresi militer.
Bassem Naeem, anggota biro politik Hamas, menyebut pihaknya bersedia menerima tawaran gencatan senjata timbal balik dengan syarat Israel mematuhinya. Hamas juga meminta jaminan kembalinya warga yang diusir, realisasi pertukaran tahanan, pengiriman bantuan kemanusiaan, dan dimulainya rekonstruksi Gaza.
Naeem menambahkan, Hamas belum menerima usulan baru tetapi siap mempertimbangkan setiap tawaran dengan positif. Hamas juga telah menyampaikan kesediaannya kepada para mediator untuk mendukung inisiatif yang memenuhi syarat tersebut.
Sebelumnya, Qatar menghentikan upaya mediasi antara Hamas dan Israel setelah negosiasi gagal mencapai kemajuan, memperburuk krisis kemanusiaan di Gaza.