Spirit of Aqsa- Pakar militer dan strategis, Letnan Jenderal (Purn.) Faiz ad-Duwairi, mengungkapkan, pejuang Palestina di Gaza menggunakan “perangkap tipuan” dalam menghadapi pasukan Israel di Jalur Gaza Utara.
“Perangkap tipuan ini berupa bahan peledak yang dipasang secara tersembunyi di lokasi-lokasi tertentu yang sulit dideteksi. Ketika tentara Israel masuk, alat ini diledakkan,” ujar Ad-Duwairi, dikutip Al Jazeera, Rabu (30/10/2024).
Militer Israel sendiri telah mengonfirmasi tewasnya empat tentaranya, termasuk seorang perwira, dalam ledakan di sebuah bangunan di Jabaliya, Gaza Utara. Mereka merupakan anggota komando elite “Unit Multi-Dimensi,” atau dikenal dengan “Unit Hantu,” yang merupakan satuan elit Israel.
Menurut Dwoiri, “Unit Hantu” adalah unit tugas khusus dengan struktur dan operasi yang unik, dibentuk pada 2019 di bawah Kepala Staf Aviv Kochavi. Misi utama unit ini adalah identifikasi dan eliminasi target.
Terkait tujuan serangan Israel di Kamp Jabaliya, Duwairi mengatakan bahwa pasukan Israel telah memasuki wilayah ini tiga kali sebelumnya dengan beberapa tujuan, termasuk mencari pemimpin perlawanan, sandera Israel, dan terowongan. Namun, ia menegaskan bahwa kali ini motifnya adalah murni politis sesuai dengan “Rencana Para Jenderal.”
Duwairi juga mencatat pernyataan mantan kepala keamanan nasional Israel yang mengungkapkan bahwa operasi militer di Jabaliya saat ini tidak sesuai dengan rencananya dan bahwa tujuan operasi tersebut adalah untuk mengusir warga Palestina dari Gaza Utara.
Di tengah situasi sulit ini, Duwairi menekankan bahwa pejuang Palestina hanya memiliki dua pilihan: menang atau gugur sebagai syahid.
Diketahui bahwa Gaza Utara telah mengalami pembantaian dan pemusnahan etnis selama sekitar satu bulan. Sumber medis melaporkan kepada Al Jazeera bahwa sejak pagi ini, 115 warga Palestina, termasuk 109 di Gaza Utara, gugur akibat serangan udara Israel.