Spirit of Aqsa- Surat kabar Yediot Ahronot melaporkan bahwa pasukan Israel yang sedang membersihkan area mengenali tiga orang di sebuah bangunan yang sebagian telah dihancurkan oleh militer Israel, kemudian menewaskan mereka, salah satunya diduga adalah Sinwar. Foto-foto jenazah yang diduga milik Sinwar pun beredar.
Radio militer Israel juga mengumumkan bahwa Sinwar, pemimpin Hamas, telah tewas dalam operasi militer di Gaza, tepatnya di Rafah.
Para analis menilai bahwa kesyahidan Sinwar dalam keadaan menyerang dan berkonfrontasi dengan pasukan Israel menepis semua narasi propaganda Zionis selama setahun terakhir yang menggambarkan Sinwar bersembunyi di bunker, meninggalkan rakyatnya menghadapi kekerasan Israel.
Sinwar juga menghancurkan propaganda Zionis yang mengklaim bahwa ia hanya bergerak di antara tawanan Israel sebagai tameng hidup, menunjukkan bahwa meskipun syahid, Sinwar berhasil mengalahkan musuhnya secara militer dan media hingga akhir hayatnya.
Selama setahun terakhir, Israel menghancurkan Gaza, menewaskan dan melukai ratusan ribu orang, sambil terus mengejar Sinwar, yang dianggap sebagai “arsitek” serangan Operasi Badai Al-Aqsa pada 7 Oktober 2023.
Ribuan orang di media sosial mengenang Sinwar, menegaskan bahwa mereka bangga dengan fakta bahwa almarhum berhasil membuat Israel menderita, dan bahkan dalam kematiannya, ia tetap menang melalui keteguhannya. Sinwar dianggap sebagai pemimpin yang berperang di tengah rakyatnya dan gugur sebagaimana rakyatnya gugur, bukan bersembunyi di dalam terowongan.
Para aktivis juga menyatakan bahwa Sinwar “hidup sebagaimana yang diinginkan dan mati sebagaimana yang diimpikan,” mengisyaratkan hidupnya sebagai pejuang dan kematiannya sebagai syuhada, insyaAllah.
Mereka juga menambahkan bahwa pahlawan Yahya Sinwar telah mengukir namanya dalam sejarah sebagai pemimpin yang berperang melawan pendudukan, menolak pengepungan, dan berjuang untuk membebaskan tanah airnya.
[05.50, 18/10/2024] Ustadz Ridwan Hakim: Potret Syahidnya Yahya Sinwar Di Medan Tempur Dalam Klaim IsraHell
Para analis menilai bahwa kesyahidan Sinwar dalam keadaan menyerang dan berkonfrontasi dengan pasukan Israel menepis semua narasi propaganda Zionis selama setahun terakhir yang menggambarkan Sinwar bersembunyi di bunker, meninggalkan rakyatnya menghadapi kekerasan Israel.