Spirit of Aqsa- Peneliti Palestina, Dr. Ibrahim Hammami, menulis analisis objektif yang menyoroti alasan-alasan yang membuat kepemimpinan perlawanan memilih Yahya Sinwar sebagai ketua baru menggantikan asy-Syahid Ismail Haniyah.
Pemilihan Yahya Sinwar sebagai ketua Biro Politik Hamas kurang dari sepekan Haniyah syahid di Teheran, Iran. Pengumuman tersebut tentu saja mengejutkan teroris Israel.
Perlu diingat, Netanyahu dan pemerintahnya yang fasis sangat membenci Sinwar lebih dari siapa pun di dunia ini.
Berikut delapan pesan penting terpilihan Yahya Sinwar sebagai Ketua Hamas:
1. Kecepatan Pemilihan dan Konsensus: Pemilihan yang cepat dan dengan suara bulat ini membuktikan vitalitas Hamas dan kemampuannya untuk berkomunikasi dalam situasi paling sulit dan di semua arena.
2. Kesatuan Internal: Dengan pemilihan ini, Hamas mengumumkan kesatuan barisannya.
3. Prioritas Militer di Atas Politik: Hamas menekankan konfrontasi dan dukungan penuh terhadap para pejuangnya di lapangan.
4. Mengurangi Beban Negara Tempat Tinggal Pemimpin Hamas Lainnya. Pemilihan ini mengurangi tekanan dan ancaman internasional yang mungkin dihadapi oleh negara-negara yang menjadi tuan rumah pemimpin Hamas lainnya.
5. Keamanan Lebih di Gaza: Pengaturan perlindungan tambahan bagi ketua Hamas membuktikan bahwa terowongan Gaza lebih aman dibandingkan ibu kota-ibu kota dunia.
6. Kekecewaan terhadap Dukungan Arab: Kekecewaan terhadap dukungan Arab memaksa Hamas untuk mendekati Iran, di mana Sinwar sangat bersemangat untuk memperkuat hubungan.
7. Menghadapi Mahkamah Pidana Internasional: Hamas mengambil langkah lebih lanjut untuk menghindari penangkapan pemimpinnya oleh Mahkamah Pidana Internasional dengan memastikan Gaza dan terowongannya tetap menjadi tempat perlindungan.
8. Memperkuat Negosiasi Gencatan Senjata: Pemilihan ini memperkuat negosiasi gencatan senjata dengan memindahkan keputusan ke medan pertempuran.