Spirit of Aqsa, Tepi Barat – Hari Jumat siang (7/8/2020), sedikitnya lima warga sipil Palestina terluka oleh peluru pasukan pendudukan penjajah Israel selama bentrokan yang meletus di kota Turmus Ayya di Ramallah, menyusul pawai warga yang menolak upaya permukiman Yahudi untuk menguasai tanah di kota tersebut.

Selain itu, seorang pemuda berusia 23 tahun terluka oleh peluru logam berlapis karet di kakinya. Sementara itu puluhan orang lainnya mengalami sesak nafas saat pasukan penjajah Israel bertindak represif terhadap peserta pawai Kafr Qaddum, pawai anti-permukiman yang digelar setiap pekan, untuk mengecam rencana aneksasi Israel.

Sumber-sumber lokal melaporkan bahwa bentrokan meletus setelah warga keluar untuk melaksanakan salat Jumat di tanah yang akan disita di Turmus Ayya. Sumber Palestina menyatakan bahwa pasukan pendudukan penjajah Israel menyerbu Turmus Aya dan menembakkan peluru tajam ke arah para pawai.

Pada saat pawai menolak upaya pemukiman di daerah tersebut, para peserta mengibarkan bendera Libanon di samping bendera Palestina, menyusul bencana ledakan di pelabuhan Beirut.

Laju koloni permukiman Israel Turmus Ayya semakin cepat. Seperti yang diputuskan oleh Menteri Perang Israel, Naftali Bennett, beberapa bulan lalu, yang mengambarkan sebagai “preseden serius” untuk mencegah Palestina membangun atau merehabilitasi tanah mereka di wilayah yang diklasifikasikan sebagai zona B (secara administratif di bawah Otoritas Palestina dan secara keamanan di bawah kendali penjajah Israel), menurut perjanjian Oslo.

Keputusan Bennett tersebut menyatakan bahwa pembangunan di daerah yang “berdekatan” dengan permukiman-permukiman Yahudi, terlepas apakah daerah tersebut diklasifikasikan sebagai zona C atau B, merupakan ancaman bagi keamanan tentara Israel, yang sudah “kekurangan sumber daya keuangan dan manusia untuk menghadapi tantangan keamanan yang muncul”. Selain itu, keputusan itu juga memandang bahwa perluasan bangunan Palestina berarti penguasaan atas tanah.

Pada tahun 1976, pendudukan penjajah Israel membangun koloni permukiman pertamanya, yang disebut “Shilo”, di tanah Turmus Ayya dan desa-desa sekitarnya. Kemudian diikuti dengan empat koloni permukiman yang dihuni oleh para pemukim pendatang Yahudi garis keras.

Koloni-koloni permukiman Yahudi ini berkembang setiap hari. Sementara warga Palestina dibatasi oleh rencana struktural seluas 3.700.000 m2 dari total luas Turmus Ayya 18.000.000 m2.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here