Spirit of Aqsa, Al-Quds – Gerakan Islam di Baitul Maqdis meminta segenap dunia Arab dan dunia Islam, termasuk pemerintah Yordania untuk mempertahankan kendali Islam atas Masjidil Aqsha, dan tidak menyerah kepada tekanan penjajah dan sekutu Israel.
Dalam keterangan persnya, Jumat (10/7) Gerakan Islam menyerukan kepada segenap warga Palestina di Al-Quds untuk melakukan solidaritas bagi warga yang dideportasi dari Al-Aqsha, dan mengintensifkan kehadiran, terutama untuk shalat Jumat, guna mematahkan kebijakan deportasi, dan tidak membiarkan pasukan Israel melakukan tindakan sepihak kepada mereka.
Gerakan Islam juga mengingatkan supaya tidak berurusan dengan pengadilan penjajah terkait Masjidil Aqsha, karena pengadilan Israel bagian tak terpisahkan dengan penjajah, yang akan berpihak untuk mengambil alih kendali Masjidil Aqsha.
Ditegaskan bahwa kehadiran secara intensif di kawasan Al-Aqsha dan mushola Babur Rahmah akan melindungi para warga yang bersiaga di sana, dan menguatkan kendali dibukanya Babur Rahmah, setelah sebelumnya ditutup Israel selama 17 tahun.
Gerakan Islam juga meminta komitmen warga terhadap anjuran departemen wakaf Islam seputar keselamatan dan kesehatan di Masjidil Aqsha.
Penjajah Israel mulai melakukan prosedur baru di Masjidil Aqsha, dan berupaya membungkam para pembela Al-Aqsha, dan mengubah pembagian waktu dan tempat menjadi aturan baku, setelah semua upayanya gagal menghadapi kegigihan warga Al-Quds dalam mempertahakan Al-Aqsha.
Israel bersama ekstrimis yahudi terus berupaya meneror warga Al-Quds dan mengusir mereka dari Al-Aqsha, lewat penangkapan dan ancaman pengusiran, serta denda tinggi dan memutus sumber rezeki, dan penembakan di gerbang Al-Aqsha.
Gerakan Islam menegaskan, Israel dan para ekstrimis yahudi harus tahu bahwa Al-Aqsha tidak akan mereka serahkan meski hanya sejengkal tanahnya, dan mimpi Israel hanya akan menjadi mitos yang tidak ada tempat dalam realitas.
Masjidil Aqsha dan kota Al-Quds menjadi sasaran serangan yahudisasi dan permukiman zionis, sementara warga Al-Quds menjadi korban deportasi termasuk para tokoh Palestina, bersamaan dengan serbuan warga yahudi ke Masjidil Aqsha. (PIC)