Spirit of Aqsa– Observatorium Euro-Mediterania untuk Hak Asasi Manusia mendokumentasikan puluhan kasus pasukan Israel menggunakan anjing polisi besar selama operasi militer di Jalur Gaza. Hal ini terjadi saat penggerebekan rumah, rumah sakit, dan pusat pengungsian.
Penggunaan anjing polisi oleh pasukan Israel terhadap warga sipil dilakukan dalam berbagai bentuk. Salah satunya adalah penggunaan anjing dengan kamera pengintai yang dipasang di punggung untuk mengeksplorasi rumah dan bangunan sebelum penggerebekan.
“Anjing-anjing ini sering kali menyerang warga sipil tanpa intervensi dari tentara Israel, yang sering kali memerintahkan anjing-anjing tersebut untuk menyerang warga sipil dan kemudian mengejek mereka,” demikian laporan Euro-Med, dikutip Aljazeera, Jumat (28/6/2024).
Penggunaan anjing selama penggerebekan rumah sudah menjadi prosedur sistematis dari tentara Israel.
Kasus Lansia Bukan Kasus Tunggal
Video seorang anjing Israel menyerang lansia Palestina di Kamp Jabalia, Gaza Utara viral di media sosial. Lansia mengalami luka-luka parah. Rekaman bocor dari kamera yang dipasang oleh tentara Israel pada anjing polisi, yang menunjukkan serangan brutal terhadap lansia Palestina di dalam rumahnya.
Video tersebut berhasil didapatkan Aljazeera. Korban bernama Dawlat Abdullah Al-Tanani (67 tahun). Dawlat mengatakan, pasukan Israel melepaskan anjing yang menggigitnya saat sedang tidur, lalu menyeretnya keluar dari kamar.
Dia berulang kali menolak untuk meninggalkan rumah sejak pembantaian dimulai. Akibat serangan itu, ia mengalami luka gigitan, patah tulang, dan pendarahan serius. Dia masih menderita akibat luka-lukanya di tengah kurangnya obat-obatan dan kerusakan rumah sakit di Gaza.
Observatorium Euro-Mediterania menegaskan, kasus serangan terhadap Dawlat Al-Tanani bukan kasus tunggal. Kasus ini mendapat perhatian karena kebetulan terdokumentasi dalam sebuah video dan dipublikasikan.
Observatorium mendokumentasikan penggunaan anjing untuk menyerang dan menakuti anak-anak dan wanita selama penggerebekan pusat penampungan di berbagai tahap operasi darat tentara Israel di Gaza, Gaza Utara, dan Khan Yunis.
Metode yang Paling Kejam dan Mengerikan
Observatorium menyatakan, bentuk penggunaan anjing polisi yang paling mengerikan dan brutal adalah terhadap tahanan Palestina tanpa batasan apa pun, hingga penggunaan anjing dalam pemerkosaan tahanan, sebagai bagian dari kekerasan seksual sistematis terhadap tahanan. Ini termasuk pelecehan seksual dan ancaman pemerkosaan.
Observatorium Euro-Mediterania menerima kesaksian mengerikan dari mantan tahanan yang mengkonfirmasi penggunaan anjing oleh tentara Israel untuk memperkosa tahanan, yang merupakan kejahatan mengerikan dan berbahaya yang membutuhkan penyelidikan segera dan penghentian serta pertanggungjawaban.
Observatorium mendesak komunitas internasional untuk memenuhi kewajiban hukumnya untuk menghentikan genosida dan semua kejahatan lengkap yang dilakukan Israel sejak 7 Oktober 2023 terhadap semua penduduk Gaza, termasuk tahanan, dan menggunakan tekanan nyata untuk memaksa Israel menghentikan kejahatan ini segera, serta mematuhi hukum internasional dan melindungi warga sipil Palestina di Gaza. (Indonesiainside.id)