Spirit of Aqsa, Palestina- Pakar militer, Mayor Jenderal Fayez Al-Duwairi, mengatakan, wacana Israel tentang pembentukan zona penyangga hanya khayalan semata. Itu karena mereka bahkan tidak bisa menguasai Juhr Al-Diik yang luasnya tidak lebih enam kilometer.
“Israel tidak bisa menguasai Juhr al-Dik, yang dimasukinya sejak hari pertama invasi darat (sekitar dua bulan lalu), dan luasnya tidak melebihi 6 kilometer, jadi bagaimana bisa itu mengendalikan 150 kilometer?” Kata Al-Duwairi dalam analisisnya di Aljazeera, Ahad (24/12).
Wacana pembuatan zona penyangga kembali diwacanakan militer Israel dalam pengumuman mendadak militer Israel pada Jumat (22/12) tentang perang fase ketiga. Menurut Al-Duwairi, pengumuman mendadak itu membuktikan kekalahan Israel di lapangan dan upaya untuk melakukan reposisi di beberapa daerah.
Di sisi lain, Menteri Pertahanan Yoav Gallant telah meminta Perdana Menteri Benjamin Netanyahu bahwa “tujuan untuk melenyapkan Hamas telah berakhir.”
“Hal ini membawa kita pada konteks umum, yaitu bahwa melenyapkan Hamas tidak lagi menjadi tujuan yang ingin dicapai, dan bahwa kekuatan yang memasuki Jalur Gaza tidak berhasil mempertahankan momentum serangan mereka, dan dengan demikian proses tersebut tidak berhasil dan bicara tentang fase ketiga,” kata Al-Duwairi.
Mengenai filosofi zona penyangga yang dibicarakan Israel, Al-Duwairi mengatakan, hal itu berarti kendali penuh atas lahan pertanian di Jalur Gaza dari utara ke timur dan selatan, yaitu sekitar setengah dari luas Jalur Gaza.
“Masalah ini tidak mungkin dilakukan, baik secara militer maupun keamanan,”
Al-Duwairi mengatakan, Israel telah berbicara tiga kali di masa lalu tentang pembentukan zona penyangga. Namun kenyataan menegaskan sulitnya mencapai tujuan ini. Hal itu dibuktikan oleh fakta bahwa Israel pernah sepenuhnya menduduki Gaza dan terpaksa meninggalkannya pada 2006.
“Itu hanyalah lamunan.”