Spirit of Aqsa, Palestina- Badan Jaminan Sosial Israel telah merilis daftar 1.139 nama warga Israel yang tewas dalam serangan Hamas pada 7 Oktober. Data resmi yang dikeluarkan teroris Israel pada Jumat (15/12) tersebut mengungkap kebohongan tentang ‘pembunuhan’ bayi oleh pejuang kemerdekaan Palestina.
Data yang tersedia untuk umum itu dikumpulkan oleh kantor berita AFP dari Badan Jaminan Sosial Israel. Korban tewas akibat serangan 7 Oktober berjumlah 695 warga sipil Israel (termasuk 36 anak-anak), 373 pasukan keamanan dan 71 warga asing.
Total jumlahnya mencapai 1.139 orang. Jumlah tersebut termasuk warga Israel yang dibunuh oleh pasukan mereka sendiri.
Data yang baru tersedia itu membantah klaim Tel Aviv yang sebelumnya menuding Hamas memenggal 40 bayi di sebuah komunitas pertanian di Kfar Aza Kibbutz pada serangan 7 Oktober. Tudingan yang dibuat pada tanggal 10 Oktober di akun X centang biru Israel tersebut berdasarkan laporan saluran i24NEWS.
‘’Menurut data terbaru dari Badan Jaminan Sosial Israel, sebanyak 46 warga sipil tewas di Kfar Aza, yang termuda berusia 14 tahun,’’ tulis TRTWorld.com, mengutip laporan AFP, menegaskan bahwa tidak ada bayi di Kfar Aza Kibbutz yang tewas dalam serangan Hamas pada 7 Oktober.
AFP sebelumnya juga telah mencoba mengonfirmasi sehari setelah Kementerian Luar Negeri Israel mengunggah laporan isu pemenggalan bayi lewat akun X resminya. Ketika ditanya AFP pada keesokan harinya, Kementerian Luar Negeri Israel mengaku tidak dapat mengonfirmasi apapun.
Kesaksian Kolonel Golan Vach, kepala unit pencarian dan penyelamatan angkatan darat Israel, dalam kasus lainnya pada 27 Oktober pun dipertanyakan keabsahannya. Vach mengaku menggendong sendiri bayi yang kepalanya dipenggal, yang ditemukan dalam pelukan ibunya yang telah tewas di Beeri Kibbutz.
Data yang baru dirilis Badan Jaminan Sosial Israel memang menyebut ada satu bayi yang meninggal di Beeri Kibbutz dengan nama Mila Cohen berusia 10 bulan. Namun, data tersebut menyebutkan ibu sang bayi selamat.
Juru bicara Angkatan Darat tidak bersedia menanggapi pertanyaan AFP terkait kesaksian Kolonel Golan Vach.