Spirit of Aqsa, Palestina- Media asal Amerika, The Intercept, melaporkan, PM Benjamin Netanyahu dan pendukungnya mempromosikan narasi jahat terkait tahanan Palestina yang dibebaskan berdasarkan perjanjian gencatan senjata.
The Intercept dalam laporan yang ditulis Jeremy Scahill, mengatakan, Netanyahu memfitnah tahanan yang dibebaskan yang merupakan anak-anak dan wanita sebagai “teroris garis keras”.
“Narasi pemerintah Israel mengenai pembebasan tahanan adalah narasi yang menipu dan tidak jujur, dan hal ini disertai dengan Menteri Dalam Negeri Itamar Ben Gvir yang melarang mereka dan keluarga mereka merayakan pembebasan mereka,” kata Jeremy dalam laporannya, Senin (27/11).
Netanyahu dan Ben-Gvir menyamakan perayaan pembebasan tahanan sama dengan mendukung terorisme. Padahal, 124 tahanan Palestina yang dibebaskan merupakan anak-anak berusia di bawah 18 tahun. Bahkan, 146 di antaranya mencapai usia 18 tahun di penjara Israel.
“Yang berarti warga Palestina ini masih anak-anak ketika ditangkap oleh Israel, sesuai dengan definisi yang tertuang dalam Konvensi PBB tentang Hak Anak,” ujar Jeremu.
233 dari 300 nama yang diusulkan untuk dibebaskan belum dihukum karena kejahatan apapun. Mereka diklasifikasikan sebagai “ditahan”. Namun, narasi Israel mengklaim mereka berada di bawah prosedur peradilan.
Israel adalah satu-satunya “negara” yang secara rutin mengadili anak-anak di pengadilan militer, dan telah mendapat kritikan dan kecaman. Tapi pada saat bersamaan, Israel justru meminta dunia percaya bahwa mereka adalah “teroris yang berbahaya”.
Sumber: Al Jazeera