Spirit of Aqsa, Palestina- Berambisi demi mengalahkan Hamas, ekonomi Israel malah menjadi goyah. Penjajah Israel mengalami kemerosotan ekonomi lantaran menggelontorkan sebagian besar dana untuk pembantaian di Jalur Gaza.
PM Benjamin Netanyahu bahkan terpaksa menyetujui rencana Kementerian Keuangan Israel untuk merevisi anggaran akibat pengeluaran yang terus membengkak.
Hal tersebut disampaikan dalam pernyataan bersama yang dikeluarkan pada Selas (14/11) oleh Kantor Perdana Menteri dan Kementerian Kuangan. Pernyataan itu menambahkan, anggaran perang mencakup “peningkatan jumlah defisit”.
Pernyataan tersebut menyatakan, Perdana Menteri dan Menteri Keuangan sepakat untuk menyampaikan anggaran tersebut kepada pemerintah dan parlemen Israel “sesegera mungkin,” dan menambahkan pengurangan “birokrasi dan hambatan” adalah tujuan penting dari revisi anggaran perang.
Perang Israel dengan Hamas diperkirakan memakan biaya miliaran dolar, dan Israel mencatat defisit anggaran sekitar 23 miliar shekel ($6 miliar) pada Oktober lalu karena tingginya biaya untuk membiayai perang.
Untuk menghadapi meningkatnya biaya perang, Israel mengumumkan pada hari Senin bahwa mereka telah meminjam sekitar 30 miliar shekel ($7,8 miliar) sejak dimulainya perang di Jalur Gaza.
Selain itu, Netanyahu telah berjanji untuk “membuka keran” untuk membantu mereka yang terkena dampak perang. Pada saat bersamaan para ekonom percaya hal itu akan menyebabkan peningkatan tajam dalam rasio defisit dan utang terhadap produk domestik bruto (PDB) hingga 2024.
Namun Gubernur Bank Sentral Israel, Amir Yaron, mengatakan pemerintah perlu mencapai keseimbangan antara “mendukung perekonomian dan mempertahankan posisi keuangan yang sehat.”
Pada hari yang sama (14/11), lembaga pemeringkat kredit Standard & Poor’s memperkirakan ekonomi Israel hanya akan tumbuh 0,5% pada tahun depan, dibandingkan dengan ekspektasi sebelumnya sebesar 2,8%, akibat dampak perang di Jalur Gaza.
Badan tersebut sebelumnya juga memperkirakan adanya kontraksi sebesar 5% pada produk domestik bruto (PDB) pada kuartal keempat tahun ini, dibandingkan dengan kuartal ketiga, mengingat penurunan seluruh komponen pengeluaran, termasuk permintaan domestik, ekspor dan impor.
Laporan Bloomberg mengindikasikan bahwa meluasnya perang di Gaza tanpa adanya solusi akan menyebabkan dampak yang lebih besar dari perkiraan, di tengah ratusan ekonom Israel yang menyerukan langkah-langkah penghematan.
Pada awal perang yang dilancarkan Israel di Gaza, Israel memperkirakan kerugian harian perang ini sekitar 260 juta dolar.
Sumber: Al Jazeera + Reuters