Spirit of Aqsa, Afrika Selatan- Pemerintah Afrika Selatan akan menarik kembali semua diplomat dari ‘Israel’. Langkah ini diambil untuk menunjukkan keprihatinan negara itu atas situasi di Gaza.
Selain itu, Afrika Selatan mengatakan, posisi duta besar Israel untuk negara itu menjadi “semakin tidak bisa dipertahankan”, dan menganggap diplomat tersebut telah melontarkan “pernyataan yang merendahkan” orang-orang yang mengkritik Israel.
“Pemerintah Afrika Selatan telah memutuskan untuk menarik semua diplomatnya di Tel Aviv,” kata Khumbudzo Ntshavheni, seorang menteri di kantor kepresidenan, dalam konferensi pers, dikutip Al Jazeera, Selasa (7/11).
Penjajah Israel telah membombardir Jalur Gaza sejak 7 Oktober lalu. Hingga Senin (6/11), 10 ribu orang syahid dan 25 ribu luka-luka. Jumlah tersebut diperkirakan akan terus bertambah lantaran penjajah Israel masih terus melakukan pembantaian.
Afrika Selatan memang sudah lama menjadi pendukung vokal perjuangan Palestina, dan Kongres Nasional Afrika (ANC) yang berkuasa sering mengaitkannya dengan perjuangan mereka melawan apartheid.
Menteri Luar Negeri Naledi Pandor mengatakan, penarikan para diplomat merupakan “praktik normal.” Dia menambahkan, para utusan tersebut akan memberi “pengarahan lengkap” kepada pemerintah, yang kemudian akan memutuskan apakah itu dapat membantu atau apakah “hubungan yang berkelanjutan benar-benar bisa dipertahankan.”
“Kami sangat prihatin akan berlanjutnya pembunuhan terhadap anak-anak dan warga sipil di wilayah Palestina. Kami yakin respons Israel telah menjadi hukuman kolektif,” kata Pandor pada konferensi pers, Senin (6/11) saat menerima Menlu Ukraina Dmytro Kuleba.
“Kami merasa penting untuk menyampaikan keprihatinan Afrika Selatan sambil terus menyerukan dihentikannya kekerasan secara menyeluruh,” tandasnya.