Sebanyak 25 negara Barat menandatangani pernyataan bersama pada Senin (22/9) yang mendesak Israel segera membuka kembali jalur medis antara Gaza dan Tepi Barat agar pasien dapat memperoleh perawatan yang sangat dibutuhkan. Dalam seruan itu, negara-negara tersebut juga menawarkan bantuan berupa dana, tenaga medis, serta peralatan untuk menangani krisis kesehatan yang kian memburuk.

“Kami mendesak Israel dengan tegas untuk kembali membuka jalur medis menuju Tepi Barat, termasuk Al-Quds Timur, agar evakuasi pasien Gaza dapat dilanjutkan dan mereka memperoleh perawatan yang mendesak,” demikian isi pernyataan Kanada yang mewakili 25 negara penandatangan. Pernyataan itu juga menuntut agar Israel mencabut pembatasan atas masuknya obat-obatan dan peralatan medis ke Gaza.

Austria, Belgia, Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Uni Eropa, dan Polandia termasuk di antara negara-negara penandatangan. Namun, Amerika Serikat absen dari daftar tersebut.

Kondisi di lapangan kian genting. Laporan lembaga bantuan internasional pada Agustus lalu menegaskan bahwa pasokan medis vital sudah tidak masuk Gaza sejak Mei. WHO bahkan menyatakan sistem kesehatan Gaza berada di ambang kehancuran total. Sementara itu, gambar-gambar memilukan anak-anak dan keluarga kelaparan di tengah reruntuhan telah memicu kemarahan global terhadap agresi Israel yang telah menewaskan puluhan ribu warga dan memicu bencana kelaparan sejak Oktober 2023.

Sejumlah pakar HAM dan Komisi Penyelidikan PBB menilai bahwa pola serangan Israel terhadap warga sipil sudah mencapai kategori genosida. Bahkan sekutu utama AS, termasuk Inggris dan Prancis, kini mulai secara terbuka mendukung pengakuan negara Palestina di PBB sebagai jalan menuju solusi dua negara, meski tetap ditolak oleh Washington.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here