Spirit of Aqsa, Palestina- Selama beberapa hari terakhir, Kompleks Medis Al-Shifa menjadi sasaran pembantaian oleh penjajah Israel. Penjajah menyebarkan hoaks sebagai legitimasi pembantaian serta menjadikan tenaga medis dan warga sipil sebagai ‘perisai manusia’ untuk menekan Hamas.
Kantor media pemerintah (Wafa) di Gaza menginformasikan, terdapat sekira 1.500 tenaga medis di kompleks Shifa, sekitar 700 pasien, 39 bayi prematur, dan 7.000 murabith.
Pihak rumah sakit maupun Wafa bahkan Hamas berkali-kali menyampaikan Kompleks Al-Shifa murni tempat aktivitas medis. Tidak ada pusat komando Hamas seperti yang diklaim penjajah Israel.
Peringatan itu tak dihiraukan sama sekali. Al Jazeera melaporkan, penjajah Israel justru mengubah Kompleks Medis Al-Shifa sebagai pusat penahanan dan penyiksaan.
Pemantau HAM Euro-Mediterania juga telah mengecam keras tindakan terorisme penjajah Israel tersebut. Euro-med menyebut langkah penjajah Israel menjadikan Al-Shifa sebagai barak militer hanya merugikan pasien, tenaga medis, dan warga sipil.
“Euro-med mengecam keras tentara Israel, dengan bala bantuan militer dalam jumlah besar, menyerbu Kompleks Medis Shifa di Gaza, mengubahnya menjadi barak militer, dan menggunakannya sebagai pusat penahanan dan pelecehan pasien dan pengungsi, serta tenaga medis,” demikian pernyataan resmi Euro-Med pada Rabu malam.
Selain itu, Euro-Med menegaskan, sama sekali tidak ada pejuang Palestina di Al-Shifa. Penyerbuan tersebut murni langkah penjajah Israel menjadikan rumah sakit sebagai sasaran pembantaian.
“Oleh karena itu, kehadiran tentara dalam jangka waktu yang lama di dalamnya menimbulkan kekhawatiran mereka (penjajah Israel) akan membuat serangan buatan (seolah-olah ada pejuang Hamas),” demikian Euro-Med.
Sumber: Anadolu Agency, Al Jazeera, Wafa