Spirit of Aqsa, Palestina- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) membenarkan adanya pemusnahan seluruh keluarga dan penghancuran infrastruktur di Jalur Gaza. Sementara, Kantor Informasi Pemerintah di Gaza mengeritik kepergian Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) ke daerah selatan, sesuai desakan zionis Israel.

Direktur regional organisasi tersebut, Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengimbau masyarakat internasional untuk segera membuka penyeberangan dengan Gaza agar bantuan kemanusiaan bisa masuk. Dia mengatakan, sejauh ini sudah ada koordinasi dengan pihak berwenang Mesir untuk membuka penyeberangan Rafah.

Ghebreyesus menekankan, evakuasi pasien yang sakit parah dari rumah sakit di Gaza sama saja dengan sertifikat kematian. Seperti diketahui, zionis Israel memerintahkan rumah sakit mengevakuasi pasien keluar dari Jalur Gaza.

Dalam konteks terkait, Kantor penyiaran Pemerintah di Gaza menilai UNRWA telah mengabaikan tugasnya terhadap pengungsi setelah peringatan Israel kemarin untuk mendeportasi warga Gaza utara dalam waktu 24 jam.

PBB mengumumkan, UNRWA akan memindahkan markas operasinya dan pegawai ke Jalur Gaza bagian selatan. Mereka melakukan itu setelah mendengar ultimatum zionis Israel.

UNRWA telah meminta Israel untuk melindungi warga sipil di fasilitasnya di Jalur Gaza utara, di tengah berlanjutnya agresi Israel terhadap Gaza dan pencegahan masuknya air, makanan, dan bantuan kemanusiaan sejak 7 Oktober.

Penasihat UNRWA di Gaza, Adnan Abu Hasna, mengatakan, banyak warga yang tidur di jalanan karena tidak ada tempat untuk berlindung. Markas UNRWA tidak lagi mampu menampung jumlah pengungsi.

Pelapor Hak Asasi Manusia PBB Francesca Albanese memperingatkan, bahaya besar yang disaksikan di Gaza setelah peringatan Israel mungkin merupakan pengulangan bencana 1948 dan bencana 1967, namun dalam skala yang lebih besar.

Komisaris Tinggi PBB Filippo Grandi juga meminta Israel untuk menghormati hukum internasional dan mengizinkan organisasi tersebut mengirimkan bantuan kemanusiaan ke Gaza, terutama karena rumah sakit di Jalur Gaza tidak mampu menampung lebih banyak orang yang terluka.

Sumber: Al Jazeera

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here