Spirit of Aqsa- Sebuah laporan independen mengungkap bahwa Israel tidak punya bukti yang mendukung tuduhannya terhadap staf UNRWA.
Laporan ini disusun atas perintah PBB oleh mantan Menteri Luar Negeri Prancis, Catherine Colonna, setelah Israel menduga ada keterlibatan staf UNRWA dengan faksi-faksi Palestina di Gaza, yang mengakibatkan beberapa negara memutuskan untuk menahan dana mereka untuk organisasi PBB tersebut.
Menurut laporan tersebut, Israel secara rutin diberi nama-nama staf UNRWA untuk pemeriksaan, namun tidak ada tanggapan dari pemerintah Israel terkait dugaan hubungan staf UNRWA dengan perlawanan Palestina. Pada bulan Maret dan April, Israel juga tidak menjawab permintaan UNRWA untuk informasi lebih lanjut.
Laporan tersebut menunjukkan bahwa meskipun UNRWA memiliki pendekatan yang kuat terhadap netralitas, masih ada masalah terkait netralitas, seperti staf yang terbuka menyuarakan pandangan politik mereka dan buku pelajaran yang memiliki konten kontroversial di sekolah-sekolah UNRWA.
Laporan tersebut mengusulkan beberapa cara untuk meningkatkan jaminan netralitas bagi staf UNRWA, seperti memperluas pengawasan internal dan memberikan lebih banyak dukungan pelatihan dari negara-negara donor.
Catherine Colonna mengatakan bahwa peran UNRWA sangat penting di Gaza dan menyarankan peningkatan kontribusi keuangan untuk lembaga tersebut. Dia menegaskan bahwa pelaksanaan rekomendasi dalam laporan tersebut akan membantu meningkatkan kinerja UNRWA dan memastikan netralitasnya.
Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, setuju dengan rekomendasi laporan tersebut dan berencana untuk mengimplementasikannya bersama Komisaris Jenderal UNRWA, Philippe Lazzarini. Mereka juga meminta semua pihak untuk mendukung UNRWA sebagai penopang kehidupan bagi pengungsi Palestina di wilayah tersebut.
Beberapa minggu setelah tuduhan Israel terungkap, 16 negara donor menahan dana mereka untuk UNRWA, menyebabkan kekurangan dana sekitar 450 juta dolar dan mengancam upaya UNRWA untuk menyampaikan bantuan penting ke Gaza di tengah peringatan dari PBB tentang potensi krisis kemanusiaan.
Lazzarini, dalam sidang Dewan Keamanan PBB minggu lalu, menegaskan bahwa UNRWA, yang didirikan oleh Majelis Umum PBB pada tahun 1949, “merupakan tulang punggung operasi kemanusiaan” di Gaza, dan mengutuk kampanye “berbahaya” untuk mengakhiri operasinya, memperingatkan bahwa “pembubaran UNRWA akan memiliki dampak jangka panjang” dengan “memperdalam krisis kemanusiaan di Gaza dan mempercepat kemungkinan terjadinya kelaparan”.