Spirit of Aqsa, Palestina- Para patriark dan pimpinan gereja di Kota Al-Quds mengutuk tindakan militer Israel yang membantai warga sipil Gaza yang hendak mencari bantuan. Gereja menyebut ada sekitar 800 umat Kristen di Jalur Gaza utara yang sedang mencari perlindungan dari pembantaian mengerikan di sana.
“Meskipun juru bicara pemerintah (Israel) awalnya berusaha menyangkal keterlibatan tentara dalam insiden ini, Menteri Keamanan (Itamar Ben Gvir) kemudian pada hari itu tidak hanya memuji tindakan tentara yang dia gambarkan sebagai luar biasa, tetapi juga mencoba menyalahkan korban atas kematian mereka, menuduh mereka berusaha melukai tentara yang bersenjata, dan terus menyerang pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza dengan alasan bahwa itu harus dihentikan,” demikian pernyataan Gereja-gereja di Al-Quds, dikutip Aljazeera, Selasa (5/3/2024).
“Keinginan ini sebenarnya telah menjadi kenyataan yang keras bagi setengah juta orang yang masih tinggal di Kota Gaza, di mana operasi pengiriman bantuan hampir terhenti karena pembatasan ketat terhadap akses dan kekurangan pengawalan keamanan untuk konvoi pengiriman.”
Para kepala gereja juga menyebutkan bahwa pejabat kemanusiaan “sering kali memperingatkan tentang kelaparan yang disebabkan oleh pengepungan di utara Gaza, memaksa pemerintah asing yang memiliki niat baik, sebagai tempat perlindungan terakhir, untuk melakukan operasi pengiriman bantuan kemanusiaan secara udara.”
Mereka menyatakan, “Namun, bantuan ini hanya menyediakan sebagian kecil dari bantuan yang dibutuhkan bagi sisa penduduk sipil yang jumlahnya lebih banyak daripada yang ada di Tel Aviv, kota terbesar kedua di Israel.”
Pernyataan itu menambahkan, “Menyusul kejadian mengerikan yang terjadi pada hari Kamis dan konteks yang keras, kami, para patriark dan pimpinan gereja di Yerusalem, mengutuk serangan kejam ini terhadap warga sipil yang tidak bersalah.”
Mereka melanjutkan, “Sementara kami menyuarakan kekhawatiran ini atas nama semua orang yang tidak bersalah yang menderita akibat perang, kami juga mengirimkan doa khusus kami untuk mendukung komunitas Kristen di Gaza di bawah perlindungan pastoral kami.”
Para patriark dan pimpinan gereja juga menyatakan, “Di antara mereka lebih dari 800 orang Kristen yang sekarang mencari perlindungan di Gereja Santo Porphyrius dan gereja-gereja di Kota Gaza selama hampir 5 bulan.”
Mereka menambahkan, “Harapan akhir kami adalah bahwa mengakhiri tindakan agresif, membebaskan tahanan, dan merawat yang teraniaya akan membuka peluang untuk melakukan pembicaraan diplomatik yang serius yang pada akhirnya akan menghasilkan perdamaian yang adil dan abadi.”