Spirit of Aqsa- Yusuf Abu Rabi’, seorang pemuda Gaza, gugur syahid setelah sebelumnya berduka atas dua temannya yang syahid di Beit Lahia, Senin pagi. Hanya berselang empat jam setelah ia mengunggah ucapan duka di Facebook, orang-orang kini mengenang Yusuf yang juga gugur syahid.

Yusuf dikenal selama masa kelaparan di Gaza Utara karena kegigihannya bertani di tengah segala keterbatasan. Meski kekurangan air dan peralatan, ia terus berusaha melalui inisiatifnya yang bernama “Henazri’uha” (Mari Kita Tanam).

Inisiatif ini mengajak masyarakat untuk menanam di segala tempat yang memungkinkan, dari atap rumah, tanah kosong, balkon, hingga bangunan yang hancur. Yusuf menawarkan bantuan dalam penyemaian benih, memberikan bibit, dan mengajarkan cara bercocok tanam secara gratis. Inisiatif tersebut berlangsung selama beberapa bulan sebelum kabar syahidnya mengguncang banyak orang yang mengenalnya.

Melawan Kelaparan dengan ‘Menanam Bibit’

Di tengah reruntuhan bangunan dan lahan yang rusak akibat serangan, Yusuf tetap setia menanam bibit dan tunas di tanah, menjadikannya tanaman yang beragam. Dalam wawancara sebelumnya dengan Al Jazeera, Yusuf menggambarkan usahanya sebagai “tindakan perlawanan.”

Ia berkata, “Saya tidak berharap hidup lama, karena saya melakukan hal yang paling dibenci oleh penjajah: saya kembali ke tanah yang mereka ingin jauhkan dari kami. Mereka membunuh dan menekan kami dengan segala cara, tetapi saya bertekad untuk menghidupkan kembali wilayah kami dan mencapai swasembada.”

Yusuf dan beberapa petani lainnya berani mengambil risiko besar untuk menanam tanaman cepat panen seperti selada air, zucchini, dan mallow di tengah kelaparan. Meski air langka dan bahan bakar untuk pompa air sulit didapat, Yusuf tak menyerah.

Ia mengajak siapa pun yang mampu untuk bergabung dengan inisiatifnya, bahkan bagi mereka yang tidak berpengalaman dalam bercocok tanam. Dia membantu menyediakan wadah, tanah, dan pupuk, memanfaatkan sumber daya apa pun yang ada untuk menanam tanaman pangan.

Pesan Terakhir Yusuf

Dalam wawancara terakhirnya, Yusuf Abu Rabi’ menyampaikan harapannya agar Gaza, khususnya Beit Lahia, bisa bangkit kembali meski di tengah kehancuran akibat perang. Ia ingin agar masyarakat melupakan perang dan memulai kehidupan baru, meskipun keadaan sulit. Ia optimis bahwa warga Gaza bisa mengatasi dampak perang dan menunjukkan kepada dunia bahwa mereka adalah bangsa yang produktif.

Yusuf juga berpesan agar orang-orang yang tidak mampu membantu secara finansial bisa mendukung dengan cara menyebarkan cerita mereka dan meningkatkan kesadaran dunia tentang penderitaan rakyat Gaza.

Penyelamat di Masa Kelaparan

Setelah kabar syahidnya tersebar, halaman Facebook Yusuf Abu Rabi’ dipenuhi dengan ucapan belasungkawa dan penghargaan atas kontribusinya selama hidupnya. Banyak yang mengingatnya sebagai pahlawan yang pertama kali menanam saat krisis pangan melanda Gaza Utara. “Jika bukan karena Yusuf, kami tidak akan punya makanan untuk dimakan di Gaza Utara,” tulis seorang teman. Yusuf Abu Rabi’ dikenang sebagai sosok yang tak hanya menanam tanaman, tetapi juga menghidupkan semangat perjuangan di tanah Gaza.

Sumber: Al Jazeera

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here