Spirit of Aqsa, Jakarta- Para aktivis pro-Palestina menyerukan kepada seluruh warganet untuk memberikan rating bintang satu kepada instagram. Ulasan bintang satu akan dimulai pada 29 November 2023 dan dilakukan secara serentak sebagai bentuk protes kepada pihak instagram.

Seruan ini berlangsung karena Instagram menghapus akun atau unggahan yang menunjukkan dukungan terhadap Palestina.

Sejak 7 Oktober, Meta menghapus akun yang digunakan untuk berbagi konten dari dalam Gaza kepada jutaan pengikutnya. Meta mengatakan, akun tersebut dihapus setelah stafnya mendeteksi kemungkinan upaya peretasan.

Akun Instagram @eye.on.palestine yang memiliki lebih dari 6 juta pengikut ditangguhkan pada Oktober.  Akun cadangannya @eye.on.palestine2, juga dilaporkan dihapus, begitu pula akun Facebook dan Threads-nya. 

Akun @EyeonPalestine juga menghilang di X, yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter.  Akun-akun tersebut mengunggah video dan gambar dari dalam Gaza dan menjadi platform integral bagi para aktivis untuk berbagi informasi terkini mengenai meningkatnya kekerasan di kota yang terkepung itu.

“Akun-akun ini awalnya dikunci karena alasan keamanan setelah ada tanda-tanda penyusupan, dan kami berupaya menghubungi pemilik akun untuk memastikan mereka memiliki akses. Kami tidak menonaktifkan akun ini karena konten apa pun yang mereka bagikan,” ujar juru bicara Meta, Andy Stone.

Akun Instagram @eye.on.palestine dan @eye.on.palestine2 telah dipulihkan. Kedua akun itu terus membagikan kabar terbaru mengenai situasi di Gaza. Ini merupakan salah satu akun Instagram terkemuka yang berbagi pengalaman masyarakat Palestina yang hidup di bawah pengeboman Israel di Gaza.

Ini bukan kali pertama akun @eye.on.palestine ditangguhkan. Tahun lalu akun tersebut ditangguhkan sementara karena “tidak mengikuti” pedoman komunitas meskipun akun tersebut kemudian diaktifkan kembali.

Pada Ahad (26/11/2023), akun @gazaupdate ditangguhkan oleh Instagram. Penangguhan juga diberlakukan di akun cadangan mereka yaitu @gazaupdate2 dan @gazaupdate3. Akun ini kerap membagikan kabar mengenai situasi terkini di Gaza.

Dalam unggahannya di Instagram, akun @gazaupdate menyesalkan pihak Instagram tidak menangguhkan akun seorang aktivis Israel yang kerap membagikan kabar hoaks tentang pengeboman Israel di Gaza. Sementara akun @gazaupdate ditangguhkan karena mengunggah foto Hamas dengan wajah yang sudah diblur.

Pengguna Instagram juga menyebut Instagram menyensor dan melarang unggahan yang mendukung Palestina. Pengguna Instagram memberikan contoh, cerita atau story tentang Palestina menerima lebih sedikit penonton, atau akun pengguna yang membagikan konten pro-Palestina tidak dapat dicari di jejaring sosial.

Platform Meta banyak dikritik dan dituduh melakukan sensor dan bias selama serangan Israel di Gaza pada 2021. Pada 2022, sebuah studi internal menemukan bahwa kebijakan Facebook dan Instagram merugikan hak asasi manusia mendasar pengguna sosial media Palestina selama serangan Israel di Jalur Gaza pada Mei 2021 .

Pada 2021, ratusan pengguna media sosial di seluruh dunia melaporkan Instagram karena menghapus unggahan mereka tentang kekerasan Israel terhadap warga Palestina di Sheikh Jarrah, di wilayah pendudukan Yerusalem Timur. Pada saat yang sama, platform Meta sempat menangguhkan akun Mona al-Kurd, seorang wanita muda Palestina yang berkonfrontasi dengan seorang pemukim Israel menjadi viral.

Kelompok pengawas media sosial 7amleh, Pusat Arab untuk Kemajuan Media Sosial telah memantau kasus-kasus terkait pembungkaman suara warga Palestina. Mereka telah mendokumentasikan lebih dari 238 kasus sensor dalam beberapa pekan terakhir. Hal ini termasuk akun Instagram Let’s Talk Palestine yang ditangguhkan sementara, dan Meta yang memblokir sementara akun Facebook outlet media Palestina 24FM.

Direktur 7amleh, Nadim Nashif mengatakan, konten Palestina dijadikan sasaran secara tidak adil. Sementara ujaran kebencian dan hasutan terhadap warga Palestina sebagian besar tidak terkendali.

“Kami telah menemukan pola yang mengganggu dari bungkamnya suara-suara Palestina dan kebebasan berekspresi, terutama di seluruh platform Meta. Sensor merajalela, dengan pembatasan jangkauan, penghapusan, dan pembatasan yang ketat terhada p media, jurnalis, dan influencer, terutama akun @eye.on.palestine. Tindakan keras ini menghalangi dunia untuk mendengar kebenaran dari lapangan,” ujar Nashif, dilaporkan The Guardian.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here