Spirit of Aqsa- Militer Israel melakukan pola baru pelanggaran terhadap korban luka warga Palestina. Pelanggaran itu yakni mengikat korban luka Palestina di atas kap mesin mobil, lalu diarak keliling wilayah tersebut. Hal tersebut diungkap surat kabar Israel, Haaretz.
Penulis Israel, Gideon Levy dan rekan fotografernya Alex Levac, dalam laporan bersama di Haaretz menyatakan, tiga warga Palestina yang terluka dipermalukan, setengah telanjang, oleh tentara Israel yang memaksa mereka berbaring di atas kap mobil jeep yang sangat panas. Israel lalu membawa korban mengelilingi kota Jenin di utara Tepi Barat.
Setidaknya tiga tim tentara memaksa korban luka Palestina menanggalkan pakaian dan berbaring di atas kap tiga mobil jeep yang sangat panas. Padahal, korban tidak bersenjata dan tidak masuk dalam daftar ‘buronan’ Israel. Korban lalu dibawa ke pusat penahanan untuk diinterogasi.
Korban Dihina dan Diperbudak
Sebuah video yang tersebar di seluruh dunia pekan lalu menunjukkan seorang pria yang terluka, bernama Mujahid Al-Abadi, berbaring “tak berdaya dan berdarah” di atas kap mobil jeep yang dikendarai oleh “tentara yang menangkap dan mempermalukannya.”
Tak lama kemudian, dia dibebaskan tanpa syarat dan dibawa ke salah satu rumah sakit di Jenin. Sampai saat ini Al-Abadi masih menerima perawatan. Al-Abadi tidak bersenjata atau masuk dalam daftar buronan saat tentara Israel menembak dan memukulnya sebelum dipermalukan tanpa alasan yang jelas.
Namun, Levy dan Levac meyakini ada alasan lain yang mendorong tentara Israel untuk menangkap Al-Abadi. Dia menyatakan dengan nada sarkastis, bahwa para tentara “mungkin merasa bosan” atau “mungkin ingin balas dendam seperti biasa di tentara” akibat serangan Hamas pada 7 Oktober lalu.
Dampak Global
Menurut Haaretz, video tersebut mendapatkan perhatian luas secara global, karena sulit melihat seorang pria yang terluka setengah telanjang berbaring di permukaan yang sangat panas. Dua jurnalis Israel tersebut menyebutkan, jurubicara tentara Israel berusaha “seperti biasa” untuk menutupi insiden tersebut, meremehkan dan mengurangi kepentingannya.
“Tindakan yang terlihat dalam video tidak sesuai dengan pedoman tentara Israel mengenai apa yang diharapkan dari tentaranya” dan menambahkan bahwa “insiden tersebut sedang diselidiki dan akan ditangani sesuai dengan itu.”
Kedua jurnalis mengunjungi lokasi kejadia di atas bukit di lingkungan Al-Jabriyat di Jenin yang menghadap kamp pengungsi di selatan kota.
Mereka mengutip Abdul Karim Saadi, peneliti lapangan dari organisasi hak asasi manusia Israel (B’Tselem), yang mengatakan, penyelidikan yang dilakukan setelah kejadian menunjukkan Al-Abadi yang terluka bukan satu-satunya yang dipermalukan oleh tentara pada 22 Juni. Faktanya, tentara memaksa setidaknya empat pria berbaring di atas kap tiga mobil jeep.
Praktik yang Sudah Biasa
Menurut laporan Haaretz, ada kecurigaan perekaman video Al-Abadi bukan merupakan kasus yang aneh, melainkan praktik yang biasa disebut oleh tentara sebagai “prosedur pengangkutan korban luka.”
Azmi Hassania (77 tahun), seorang penduduk kamp, menceritakan detail tentang penangkapan ketiga pria tersebut. Dia mengatakan, beberapa kerabatnya dan dua teman anak-anaknya memutuskan untuk menghabiskan malam di rumahnya yang “relatif tenang dan aman.”
Pada pagi hari berikutnya, para tamu terbangun oleh panggilan telepon yang memperingatkan bahwa pasukan Israel mengepung rumah tersebut. Mereka segera bangun untuk mengikuti berita yang disebarkan oleh penduduk kamp di media sosial, menyadari bahwa tentara mengepung mereka.
Orang pertama yang keluar untuk memeriksa situasi adalah Mujahid Al-Abadi (23 tahun) dan Majed (28 tahun), putra Azmi Hassania. Begitu keluar dari pintu, mereka langsung dihujani tembakan. Ternyata penembak jitu telah mengambil posisi di sebuah gedung di beberapa puluh meter jauhnya dan menembaki mereka dari salah satu lantai atas gedung tersebut.
Azmi Hassania mengatakan, karena kondisi putranya Majed yang kritis, tentara memanggil helikopter untuk membawanya ke kompleks medis Rambam di Haifa.
Cedera dan Berdarah
Laporan “Haaretz” mengungkap, pasukan Israel mengklaim operasi yang mereka lakukan di Jenin bertujuan untuk menangkap buronan di lembah Broqin pada Sabtu 22 Juni, tetapi “mereka ditembaki” saat para tentaranya mengevakuasi para tahanan yang terluka dalam baku tembak tersebut.
Laporan tersebut menyatakan bahwa Majed terluka di perut dan lengannya, tetapi entah bagaimana dia kembali ke rumah dalam keadaan berdarah. Al-Abadi terluka di bahu dan kakinya, lalu pingsan di halaman rumah. Saat mendengar tembakan, Hashem Sulayth (27 tahun) dan Muhammad Nubani (24 tahun) mencoba melarikan diri dari rumah.
Muhammad tidak terluka, tetapi Hashem terkena tembakan di kakinya dan jatuh dari ketinggian sekitar 3 meter ke tanah di bawah rumah. Muhammad tetap di sisinya ketika sebuah mobil jeep tentara Israel berhenti di depan mereka dan tentara menangkap mereka, memerintahkan mereka untuk berbaring di atas kap mesin “dalam keadaan telanjang.”