Spirit of Aqsa, Palestina- Zionis Israel sedang melancarkan perang misinformasi untuk mengubah opini global. Taktik tersebut dilakukan secara sistematis. Jurnalis yang bertugas di Jalur Gaza tak luput dari pembunuhan.

Dalam catatan Al Jazeera, rentang 7 Oktober sampai sekarang disebut sebagai sejarah terburuk pers internaional. Penjajah Israel telah membunuh 49 jurnalis yang sedang bertugas di Jalur Gaza, menghancurkan puluhan kantor media, menangkap 20 jurnalis di Tepi Barat, dan mengintimidasi reporter yang sedang bertugas di lapangan.

Keputusan tersebut diambil sebagai bagian dari upaya penjajah Israel untuk menutupi kejahatan perang yang mereka lakukan di Jalur Gaza dan Tepi Barat.

Selanjutnya, PM Benjamin Netanyahu melakukan konferensi pers dengan pernyataan misinformasi maupun disinformasi. Pernyataan tersebut diadopsi sekutu Israel seperti Amerika Serikat. Terbaru, kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa, Josep Borrel, mengadopsi narasi Netanyahu yang menyebut Hamas menggunakan rumah sakit dan warga sipil sebaagai ‘perisai manusia’.

Namun, narasi tersebut dibantah pakar militer, Purn. Mayor Jenderal Mahmoud Erdisat, dalam wawancaranya dengan Al Jazeera pada Senin malam (13/11). Dia mengatakan, justru militer Israel yang menangkap warga sipil untuk dijadikan ‘perisai manusia’.

Hamas juga telah menantang PBB untuk datang ke Gaza melihat secara langsung kondisi rumah sakit di Gaza untuk membuktikan kebohongan Israel. Namun hingga berita ini diturunkan, PBB belum berkunjung ke rumah sakit di Gaza.

Kantor media pemerintah di Gaza, Wafa, juga telah membantah narasi militer Israel tentang rumah sakit sebagai markas Hamas. Wafa menilai narasi itu merupakan perang psikologis kepada rakyat Palestina agar mau meninggalkan Gaza utara.

“Kebohongan ini datang dalam kerangka kampanye penghasutan dan persiapan penghancuran rumah sakit yang melibatkan kepala pasien, staf medis, dan pengungsi. Pendudukan bertanggung jawab penuh atas kebodohan yang mereka lakukan terhadap rumah sakit atau institusi kesehatan pada umumnya,” demikian pernyataan Resmi Wafa, dikutip dari Palinfo, Selasa (13/11).

Wafa juga menyampaikan beberapa bukti terkait kebohongan Israel tersebut. Misalnya foto rekayasa yang diklaim sebagai terowongan Hamas, padahal itu merupakan ruang penyimpanan air dan bahan bakar.

“Operasi misinformasi dan promosi narasi palsu menegaskan bahwa kepemimpinan tentara pendudukan berada dalam krisis dan hidup dalam kondisi psikologis yang buruk, sehingga mereka berusaha meyakinkan dunia tentang kejahatan dan agresi yang berkelanjutan,” demikian Wafa.

Komunitas Internasional Harus Rasional

Wafa menyerukan kepada komunitas internasional untuk menghentikan sandiwara dan metode  yang dilakukan zionis Israel. Menurutnya, zionis Israel hanya ingin mencari pembenaran agar bisa membantai warga sipil di Gaza utara.

“Ini termasuk dalam kerangka kampanye misinformasi dan hasutan yang dilakukan terhadap rumah sakit, dan ini merupakan upaya yang gagal untuk membenarkan kejahatan yang dilakukannya dengan mengebom Gereja Baptis, Al-Shifa, Indonesia, Rantisi, Pelayanan Publik, Al-Quds, rumah sakit Turki dan lainnya, yang merenggut nyawa ratusan syuhada dan melukai warga sipil, anak-anak dan wanita,” demikian Wafa.

Kampanye Bohong

Anggota biro politik Hamas, Izzat al-Rishq, mengatakan, zionis Israel berbohing terkait penggunaan Rumah Sakit Rantisi untuk perlawanan.

“Sekali lagi, jurubicara tentara musuh teroris Zionis mengulangi kampanye kebohongan, dan tuduhan bahwa perlawanan menggunakan Rumah Sakit Rantissi, dan ini tidak berdasar,” tegas Izzat.

Dia juga menunjukkan kebohongan zionis Israel mengenai Rumah Sakit Al-Shifa yang diklaim sebagai markas Hamas.

“Kami selalu meminta komite dari PBB, Organisasi Kesehatan Dunia dan Palang Merah untuk memverifikasi sendiri kebohongan pendudukan teroris,” kata Izzat.

Sumber: Palinfo

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here