Spirit of Aqsa, Jakarta – Alat berat bulldozer Israel menggusur sekolah yang tengah dibangun di pinggiran distrik As-Salam kota Anata, Al-Quds tenggara, Selasa pagi (6/7).
Melansir Palinfo, pasukan Israel menyerbu lokasi dengan membawa bulldozer militer, dan mulai melakukan penggusuran sebuah sekolah yang tengah dibangun, puluhan personel militer tampak bertebaran di dekat lokasi penggusuran.
Pasukan Israel berdalih sekolah tersebut tak memiliki ijin, dalih ini juga digunakan untuk mengintimidasi warga Palestina di kota Al-Quds, untuk memaksa mereka meninggalkan tanah dan kota Al-Quds.
Dalam konteks terkait, bentrokan berlangsung antara pasukan Israel dan para pemuda Palestina segera setelah penggusuran dilakukan. Tentara Israel menembaki para pemuda menggunakan gas air mata dan bom kejut, serta peluru karet.
Selain itu, pasukan Israel menghalangi wartawan untuk hadir ke lokasi penggusuran, dengan memeriksa detail identitas wartawan dan warga di lokasi, serta memaksa mereka untuk mengosongkan lokasi.
Pada tahun lalu, terjadi penggusuran puluhan rumah dan toko di kota Anata, dalam rangkaian kebijakan Israel mengintimidasi warga Palestina di kota Al-Quds terjajah.
Pasukan Israel terus melanjutkan pelanggaran dan kejahatan setiap hari terhadap hak warga, harta benda dan fasilitas public di kawasan berbeda di Tepi Barat.
Sementara itu komite pengawasan pembangunan Israel mengungkap pihaknya segera membuka tender pembangunan unit permukiman zionis dalam rangkaian agenda 23185, dalam beberapa pekan mendatang.
Dalam kaitan proyek permukiman zionis terbaru, kawasan timur Al-Quds akan ditutup secara total, mencakup kawasan Anata, At-Thur dan Hazma, sehingga menutup kemungkinan perluasan di masa mendatang di bagian timur Al-Quds.
Laporan berkala pelanggaran Israel bulan Juni 2021 yang dirilis biro media Hamas di Tepi Barat, tercatat 3373 pelanggaran.
Otoritas Israel meningkatkan aksi penggusuran mencapai 24 rumah, dan puluhan lainnya terancam penggusuran, serta 3 rumah digusur pada bulan Mei lalu.
Sementara jumlah harta benda dan pertokoan dan fasilitas pertania milik warga Palestina yang digusur mencapai 36 lokasi.