Masyarakat Jalur Gaza yang tengah berada pusaran pembantaian Israel menyambut Ramadhan dengan penuh riang gembira. Mereka menyelenggarakan shalat tarawih pertama di tengah puing-puing masjid yang telah hancur kenal rudal Israel.
Media lokal Palestina, Palinfo, melaporkan, Ramadhan tahun ini bertepatan dengan 156 hari militer Israel melancarkan perang genosida di wilayah tersebut. Mereka tetap menyambut bulan suci dengan segala sumber daya yang ada. Mengadapi bulan berkah dengan penuh rasa sakit, kehilangan, pengungsian, dan kelaparan, hingga Ancaman bisa syahid kapan saja.
“Perang kelaparan yang terus berlanjut untuk mematahkan keinginan mereka, yang tidak mengalah atau menerima ketidakadilan,” tulis Palinfo, Senin (11/3/2024).
Pada 1 Ramadhan, jumlah syuhada di Jalur Gaza meningkat menjadi 31.045 dan 72.654 korban luka sejak 7 Oktober lalu. Kebanyakan dari korban adalah anak-anak dan wanita.
Kantor media Palestina, Wafa, melaporkan, 500 lebih masjid di Jalur Gaza saat ini sudah hancur. 220 masjid hancur sebagian dan 290 hancur total.
“Meski dilanda kehancuran dan kepungan, masyarakat Gaza dan Palestina tetap menerima luka-lukanya dan menyambut bulan suci mereka dengan penuh suka cita, keagungan, suka dan duka, memenuhi reruntuhan masjid dengan salat Tarawih, menyinari masjid dengan tahajjud dan salat meski dalam keadaan suram dan gelap,” tulis Wafa.
“Mereka menyalakan lentera dan masyarakat Gaza menentang kegelapan musuh dan kegelapan yang mereka terapkan di Jalur Gaza,” lanjutnya.
Banyak sekali tanda-tanda kegembiraan dan kebahagiaan yang ditunjukkan anak-anak Gaza dalam merayakan malam pertama bulan suci Ramadhan.
sehari Ramadhan tiba, banyak masyarakat Gaza yang membersihkan jalan dan merobohkan tembok, sebagai wujud mengagungkan bulan tersebut. Mereka menyambut tamu mulia dengan jubah terindah dan wewangian.