Pada Selasa (1/7), serangan brutal Israel telah membuat 109 warga Palestina syahid di Gaza. Lembaga-lembaga internasional juga memperingatkan ancaman nyata kelaparan yang kini mengintai seluruh wilayah.

Rumah Sakit Nasser melaporkan menerima lima jenazah syuhada, termasuk dua anak-anak, akibat serangan udara Israel yang menghantam tenda pengungsi di daerah Al-Mawasi, barat Khan Younis.

Di Jalan Keshko, lingkungan Al-Zaytoun di selatan Gaza, serangan Israel membuat 10 warga syahid dan menyebabkan 40 orang hilang.

Media Palestina menyebutkan jet tempur Israel menggempur wilayah luas di Gaza, terutama di Gaza City dan Khan Younis, dengan rentetan bom dan serangan api. Suara ledakan terdengar hingga selatan dan tengah Palestina.

Sementara itu, militer Israel mengirimkan peringatan kepada para pemukim Yahudi, meyakinkan mereka bahwa suara keras yang terdengar berasal dari serangan hebat ke Gaza.

Kementerian Kesehatan Gaza mengumumkan jumlah syuhada sejak Israel kembali melanjutkan perang genosida pada 18 Maret 2024 telah mencapai 6.315 orang, dengan 22.064 lainnya luka-luka.

Sejak 27 Mei, korban jiwa akibat serangan terhadap jalur bantuan melalui mekanisme AS-Israel mencapai 600 syuhada dan lebih dari 4.000 terluka. Total sejak agresi 7 Oktober 2023, jumlah syuhada mencapai 56.647 orang, dan 131.05 orang luka-luka.

Pengungsian dan kelaparan

UNRWA menyebut lebih dari 82% wilayah Gaza kini berada di bawah perintah evakuasi, dan para pengungsi tak memiliki tempat aman untuk dituju. Kantor PBB untuk Urusan Kemanusiaan (OCHA) mengatakan warga Gaza kini terjebak di area yang hanya seluas kurang dari seperlima Gaza, menggambarkan situasi ini sebagai “pembantaian yang sedang berlangsung, kelaparan digunakan sebagai senjata, dan pengusiran paksa sama dengan hukuman mati.”

OCHA juga melaporkan bahwa bom dijatuhkan di tenda-tenda, orang-orang dibunuh saat berusaha mencari makanan untuk keluarga mereka, bahkan para pekerja kemanusiaan pun kini kelaparan.

Program Pangan Dunia (WFP) menegaskan bahwa peluang untuk mencegah kelaparan di Gaza semakin hilang, diperparah oleh serangan terhadap fasilitas kesehatan. WHO menyatakan serangan ini semakin menekan rumah sakit yang sudah hampir lumpuh.

Dalam kerangka kelaparan yang disengaja, FAO mengungkapkan serangan Israel telah menghancurkan sektor pertanian Gaza; hanya 4,6% lahan yang masih bisa ditanami. Kondisi ini membuat warga Gaza terpaksa bercocok tanam di lahan darurat di antara tenda-tenda atau di atas puing-puing rumah yang hancur.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here