Spirit of Aqsa- Beberapa anggota parlemen Israel (Knesset) dijadwalkan melakukan kunjungan khusus ke sejumlah sekolah di Al-Quds Timur pekan ini. Kunjungan ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk mendorong transisi siswa dari kurikulum Palestina ke kurikulum Israel.

Kunjungan ini diorganisir oleh ‘Subkomite Kurikulum dan Pengawasan di Al-Quds Timur’ yang dipimpin oleh Avichai Boaron dari partai Likud, dan akan dilakukan di bawah pengamanan ketat mengingat sensitivitas politik dan keamanan di wilayah tersebut.

Selama kunjungan, para anggota parlemen akan bertemu dengan pihak terkait dalam sistem pendidikan setempat untuk memahami tantangan yang dihadapi dan mengeksplorasi cara-cara meningkatkan kualitas pendidikan. Hal ini dilakukan untuk mencapai target pemerintah terkait transisi kurikulum.

Boaron menjelaskan, kunjungan ini bertujuan untuk memberikan gambaran nyata mengenai situasi pendidikan di Al-Quds Timur dan menyusun kebijakan yang lebih efektif. Boaron menekankan pentingnya meningkatkan kualitas pendidikan di Al-Quds Timur agar sesuai dengan kebutuhan siswa dan mendorong integrasi sosial.

Namun, data terbaru menunjukkan bahwa upaya transisi siswa ke kurikulum Israel masih jauh dari target. Hanya 2.000 siswa yang telah beralih dari kurikulum Palestina ke Israel dalam dua tahun terakhir, meskipun pemerintah Israel telah menginvestasikan hampir 200 juta shekel dalam program ini. Sebagian besar sekolah di Al-Quds Timur, yang mencakup lebih dari 90 ribu siswa, masih menggunakan kurikulum Palestina.

Boaron menegaskan bahwa situasi pendidikan di Al-Quds Timur adalah masalah serius yang memerlukan tindakan cepat dan tegas. Jika tidak ada perubahan signifikan dalam beberapa bulan ke depan, ia akan merekomendasikan kepada perdana menteri untuk membatalkan keputusan pemerintah saat ini dan mencari solusi baru.

“Komite ini dibentuk untuk menangani masalah yang ada tidak kurang dari sebuah tong peledak yang ditempatkan di jantung kota Al-Quds. Sampai kita akan melakukan ‘de-Nazifikasi’ terhadap pelajar Jalur Gaza, kita harus mengkaji isi kajian di sini, di Al-Quds, isi hasutan dihapus dari bahan pelajaran.

Pada saat yang sama, menteri memimpin keputusan untuk mengganti kurikulum Palestina dengan kurikulum Israel yang tidak tertarik mengadopsi kurikulum Israel dan para guru sendiri belum siap untuk mengajarkan program tersebut,” ujar Baron, dikutip media Israel, Maariv, Selasa (24/9/2024).

Boaron juga menyarankan kemungkinan kerja sama dengan negara-negara Arab dalam memperbaiki sistem pendidikan di Al-Quds Timur, dan menegaskan bahwa masalah ini adalah tantangan nasional yang memerlukan perhatian serius.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here