Spirit of Aqsa, Tepi Barat- American New York Times melaporkan, serangan warga Israel semakin meningkat yang menyasar desa-desa di Tepi Barat. Serangan teror tersebut memaksa setidaknya 16 komunitas Palestina yang berisi lebih dari seribu orang mengungsi sejak 7 Oktober 2023.

Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB mengungkapkan, warga Israel telah melancarkan lebih dari 250 serangan di Tepi Barat. Sejauh ini, 200 warga Palestina syahid, 8 di antaranya dibunuh oleh warga Israel.

Ali Awad, seorang penulis Palestina yang tinggal di Tepi Barat, mencontohkan kasus teror yang terjadi di Tuba, selatan Hebron, Tepi Barat. Desa tersebut dihuni setidaknya 80 warga Palestina.

Dia mengatakan, selama bertahun-tahun warga Palestina mendapat serangan burtal dari warga Israel maupun tentara teroris zionis. Serangan itu dilakukan, “untuk memaksa kami meninggalkan tanah kami,” kata Ali dalam artikelnya yang dimuat New York Times.

Serangan teror tersebut kian meningkat sejak militer teroris Israel melancarkan pembantaian di Jalur Gaza pada 7 Oktober. Mereka menjadikan situasi Gaza sebagai alibi untuk menyerang desa-desa di Tepi Barat, mengancam, menghancurkan rumah, bahkan merusak lahan pertanian dan sumber pencaharian lain.

“Para pemukim menggerebek rumah-rumah dan mengganggu kami tanpa henti, terkadang beberapa kali sehari,” katanya.

Warga Israel tersebut berasal dari kelompok ekstremis bersenjata. Pekan lalu, organisasi HAM B’Tselem menerbitkan sebuah video yang memperlihatkan seorang warga Israel menembak seorang warga Palestina.

Pada 30 Oktober 2023, warga Israel membakar beberapa rumah di Khirbet Al-Safai, sebuah desa kurang dari satu mil dri Tuba.

Selain itu, penduduk desa Umm al-Khair juga mendapat teror serupa. Warga Israel menodong senjata ke warga Palestina lalu menangannya. Warga Israel itu memaksa mereka untuk mengutuk Hamas dan mengancam melakukan pembunuhan jika permintaan tersebut tidak diikuti.

Serangan teror juga terjadi di desa-desa lain seperti wilayah Masafer Yatta. Bahkan, dalam lima pekan terakhir, warga lima desa di Perbukitan Hebron selatan terpaksa mengungsi karena terus-menerus mendapat serangan teror.

Sumber: New York Times, Al Jazeera

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here