Spirit of Aqsa, Palestina- Pakar urusan Israel, Dr Mustafa, menilai, PM Benjamin Netanyahu merupakan pemimpin egois yang hanya memikirkan karir politik dan citranya di hadapan publik.
Mustafa langkah Netanyahu melanjutkan perang sebenarnya untuk mengurangi tekanan internal. Di sisi lain, Netanyahu juga ingin memutuskan gencatan senjata demi menjaga masa depan politiknya. Dengan dua cara tersebut, dia berharap bisa mengembalikan kepercayaan dan keseimbangan pada pemerintahannya.
Alan tetapi, kepemimpinan politik dan militer di Israel berada dalam kebingungan untuk keluar dari kebuntuan militer. Itu mengingat kegagalan Israel mencapai tujuan militer dalam perang di Gaza, yakni melenyapkan Hamas.
“Pembicaraan Israel tentang keinginan mereka untuk membunuh para pemimpin militer Hamas seperti Yahya Sinwar juga dilakukan untuk menutupi pencapaian tujuan militer mereka dalam perang yang mereka lancarkan melawan Gaza,” kata Mustafa, dikutip Al Jazeera, Sabtu (2/12).
Warga Israel juga akan melangsungkan demonstrasi besar-besaran untuk menuntut pembebasan tawanan di Jalur Gaza. Itu membuktikan Netanyahu menghadapi tekanan besar dari warganya sendiri.
“Tekanan rakyat dapat memberikan para mediator kemungkinan untuk menundukkan Israel seperti yang mereka lakukan pada tahap pertama, sehingga gencatan senjata baru tercapai untuk melanjutkan pembebasan tahanan,” kata Mustafa.