Persatuan negara-negara Arab di PBB dan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) menegaskan bahwa rencana Israel untuk menduduki seluruh Jalur Gaza adalah “eskalasi berbahaya dan tidak dapat diterima”. Dalam pernyataan bersama di markas besar PBB, New York, mereka mendesak pembukaan akses bantuan kemanusiaan tanpa syarat ke wilayah yang telah dilanda kehancuran selama lebih dari sepuluh bulan.
Kecaman itu disampaikan menyusul persetujuan pemerintah Israel atas rencana bertahap menguasai seluruh Gaza, dimulai dari Kota Gaza yang berpenduduk sekitar satu juta jiwa. Pernyataan tersebut menilai langkah Israel sebagai pelanggaran terang-terangan terhadap hukum internasional, upaya mempermanenkan pendudukan ilegal, serta bagian dari kejahatan terhadap kemanusiaan, termasuk pembunuhan massal, kelaparan, pengusiran paksa, dan perluasan pemukiman ilegal.
OKI dan kelompok Arab menuntut penghentian total agresi militer Israel di Gaza dan Tepi Barat, serta melindungi warga sipil dan infrastruktur sipil. Mereka juga menyerukan agar Israel segera mengizinkan masuknya bantuan skala besar (mencakup pangan, obat-obatan, dan bahan bakar) serta memberi kebebasan bagi lembaga kemanusiaan untuk beroperasi. Dukungan diberikan pada upaya Mesir, Qatar, dan Amerika Serikat untuk mencapai gencatan senjata dan pertukaran tahanan, sebagai langkah awal meredakan penderitaan warga Gaza.
Kedua organisasi itu menegaskan kembali rencana Arab-Islam untuk membangun kembali Gaza tanpa memindahkan penduduknya, dengan estimasi biaya 53 miliar dolar selama lima tahun. Mereka menolak keras upaya mengusir warga Palestina dari Gaza, Tepi Barat, dan Al-Quds Timur, serta menegaskan pentingnya menjaga status hukum tempat suci Islam dan Kristen di Al-Quds dengan perlindungan resmi Kerajaan Yordania. Menurut mereka, perdamaian hanya mungkin terwujud melalui solusi dua negara sesuai perbatasan 1967, dengan Al-Quds Timur sebagai ibu kota Palestina.
Sejak 7 Oktober 2023, Israel yang didukung Amerika Serikat melancarkan genosida di Gaza, menewaskan sedikitnya 61.599 warga, melukai 154.088 orang, dan meninggalkan lebih dari 10.000 orang hilang. Ratusan ribu mengungsi, banyak yang meninggal akibat kelaparan, termasuk anak-anak. Di Tepi Barat, pasukan dan pemukim Israel telah membunuh sedikitnya 1.013 warga Palestina, melukai hampir 7.000 orang, dan menahan lebih dari 18.500 lainnya.