Militer Amerika Serikat dikabarkan mulai mengoperasikan pesawat nirawak (drone) di atas Jalur Gaza dalam beberapa hari terakhir. Langkah ini, menurut The New York Times (Jumat, 24/10), merupakan bagian dari upaya Washington memastikan Israel dan Hamas benar-benar mematuhi kesepakatan gencatan senjata yang baru diberlakukan.

Mengutip pejabat militer Israel dan AS, NYT melaporkan bahwa penerbangan drone dilakukan dengan izin resmi dari Israel, dan digunakan untuk memantau pergerakan di dalam wilayah Gaza. Misi ini diklaim sebagai dukungan bagi Pusat Koordinasi Sipil-Militer yang baru dibentuk Amerika Serikat untuk memantau implementasi kesepakatan tersebut.

Namun di balik operasi ini, muncul kekhawatiran di lingkaran pemerintahan Presiden Donald Trump. Beberapa pejabat AS disebut khawatir Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, akan mengundurkan diri sepihak dari kesepakatan jika tekanan politik domestik meningkat.

Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, menyebut bahwa semakin banyak diplomat Amerika kini bekerja bersama perwira militer di pusat koordinasi baru yang berlokasi di selatan Israel. “Kami ingin memastikan proses gencatan senjata berjalan sesuai komitmen yang telah disepakati,” ujarnya saat meninjau fasilitas itu, Jumat siang.

Kunjungan Rubio bukan satu-satunya. Sepekan sebelumnya, rombongan pejabat tinggi AS (termasuk Wapres J.D. Vance) datang langsung ke Israel untuk mendesak Netanyahu agar menghentikan operasi militer di Gaza dan menghormati perjanjian yang telah ditandatangani.

Namun tekanan diplomatik itu tampaknya belum membuahkan hasil. Laporan Politico pada Kamis (23/10) menyebut frustrasi tengah memuncak di Gedung Putih terhadap Israel. Hanya dua minggu setelah kesepakatan gencatan senjata mulai berlaku, Israel kembali melancarkan serangan ke Gaza dan Knesset mengesahkan keputusan kontroversial untuk mencaplok sebagian wilayah Tepi Barat yang diduduki.

Langit Gaza kini bukan hanya disesaki pesawat tempur Israel, tapi juga drone milik Amerika, simbol dari pengawasan global yang menandai betapa rapuhnya setiap jeda dalam perang panjang ini. Di bawah pengawasan kamera tanpa awak, rakyat Gaza masih menunggu: apakah yang disebut “gencatan senjata” benar-benar berarti berhenti menembak, atau sekadar jeda sementara di antara dua babak kekerasan.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here