Spirit of Aqsa, Palestina- Portal berita Walla Israel mengungkapkan, 1.600 tentara mengalami gejala ‘trauma pertempuran’ sejak invasi darat pada 27 Oktober 2023. 250 di antaranya telah diberhentikan dari dinas karena alasan tersebut.

Trauma guncangan tempur dapat muncul selama atau setelah suatu aktivitas, dan prajurit yang mengalaminya merasakan denyut nadi cepat, peningkatan keringat (hiperhidrosis), peningkatan tekanan darah secara tiba-tiba, tubuh gemetar yang tidak terkendali, kebingungan dan ketidakmampuan untuk bergerak, dan tidak fokus.

“Trauma pertempuran juga membawa efek mental jangka panjang, seperti kecemasan, depresi, gangguan tidur, insomnia, kemarahan yang tiba-tiba, dan kapasitas emosional yang lemah,” demikian Walla, dikutip Rabu (3/1).

Walla menjelaskan, ada pengobatan awal untuk trauma pertempuran yang mengembalikan mental tentara dan menghilangkan perasaan tidak berdaya yang dapat memperburuk gejala. Jika berlanjut selama lebih dari 4 minggu, kondisi penderita dapat memburuk menjadi gangguan stres pasca-trauma yang parah, yang memerlukan intervensi terapeutik yang lebih mendalam.”

“Memang benar, menurut data yang diperoleh situs tersebut, sekitar 250 tentara diberhentikan dari dinas karena gejala guncangan pertempuran yang terus-menerus selama perang,” kata Walla.

Data menunjukkan,  selama perang antara 900 dan 1.000 tentara tiba di Pusat Rehabilitasi Front Depan tentara Israel. Kondisi psikologis mereka tidak membaik di lapangan dan mereka memerlukan perawatan tambahan.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here