Spirit of Aqsa, Palestina- Hadeel Haroun Abu al-Qurra, seorang mahasiswa tahun pertama di Fakultas Kedokteran Gaza, tidak pernah menyangka bahwa panggilan sorang pedagang buah akan menjadi panggilan terakhir yang dia dengar. Dia syahid bersama sepupunya yang masih berusia tiga tahun, Emad Al-Din Hazem Abu Al-Qurra setelah dieksekusi oleh penembak jitu Israel di dekat rumah mereka.

Pada 27 Desember 2023 menjadi hari yang mengerikan bagi keluarga ini, ketika tembakan diarahkan pada Hadeel, Emad al-Din. Sementara, saudari perempuan Hadeel, Aya Mohammed Abu al-Qurra, bisa selamat dari kejadian mengerikan tersebut. Mereka dibidik penembak jitu Israel saat hendak membeli buah dari pedagang di lokasi tersebut.

Di perempatan Abu Iskandar di distrik Sheikh Radwan, ketika pedagang keliling menawarkan dagangan buah ke penduduk setempat, keluarga tersebut sedang berada di rumah. Fadwa Al-Dawwar, ibu Emad, menceritakan, Emad dan Aya serta Hadeel sontak menyambut seruan penjual buah tersebut.

“Hadeel dan putri saya tidur di antara tangannya. Putra saya, yang berusaha mendapatkan buah dan sangat ingin memakannya, dieksekusi dengan tembakan mereka,” kata Fadwa.

Aya Mohammed Abu al-Qurra, sepupu korban, menceritakan kepada Al Jazeera kisah penyelamatannya secara ajaib dari peluru yang mengambil nyawa Hadeel dan Emad al-Din:

“Ketika tank tiba, kami bersembunyi bertiga di rumah tetangga, dan kami diberitahu bahwa jalannya sekarang aman, Hadeel memberi saya kantong buah setelah kami membelinya, dan Emad membawa buh itu di tangan, dan kami berdua melarikan diri ke rumah.”

“Ketika tembakan mulai terjadi lagi pada kami, Hadeel dan Emad jatuh dan terluka. Emad masih hidup. Tetangga kami mencoba memberikan sepotong kayu untuk menyelamatkannya, tetapi mereka ditembak lagi, hingga akhirnya Emad syahid. Dia melihat kami dan berteriak nama kami sebelum dia syahid.”

Kedua syuhada dimakamkan di pemakaman massal dekat rumah mereka, yang dulunya merupakan lapangan sepak bola.

Haroun Abu al-Qurra, ayah Hadeel, mengaku sangat sedih karena tidak bisa mengucapkan selamat tinggal kepada putrinya.

“Kami bahkan tidak bisa melihat mereka atau mencium mereka sekali terakhir karena tembakan yang intens,” menjelaskan bahwa tetangganya mengambil jenazah Emad dan Hadeel, mendoakan mereka, dan menguburkannya.

“Pembunuhan terhadap Emad dan Hadeel disengaja, tidak ada yang lain, mereka dijadikan sasaran untuk dieksekusi.”

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here