Menteri Keuangan Israel, Bezalel Smotrich, mengancam akan menjatuhkan pemerintahan Benjamin Netanyahu jika tentara Israel tidak kembali berperang untuk menduduki Gaza sepenuhnya. Ancaman ini muncul bersamaan dengan diberlakukannya gencatan senjata dan dimulainya proses pertukaran tahanan.

Smotrich menegaskan, “Kita harus menduduki Gaza dan memberlakukan pemerintahan militer sementara, karena itulah satu-satunya cara untuk mengalahkan Hamas.”

Sebelumnya, Smotrich menyatakan bahwa ia telah mendapatkan komitmen untuk mengubah strategi perang dengan tujuan menguasai Gaza secara bertahap, meskipun ia menentang perjanjian pertukaran tahanan tersebut. Ia juga menambahkan bahwa pendudukan penuh Gaza akan mencakup penghentian pengiriman bantuan kepada Hamas, yang menurutnya merupakan satu-satunya cara untuk mencapai tujuan perang.

Smotrich menegaskan bahwa ia tidak akan menerima alasan apa pun dan tidak akan mendukung pemerintahan yang menghentikan perang sebelum mencapai kemenangan penuh dan menghancurkan Hamas.

Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Qatar mengumumkan dimulainya gencatan senjata di Gaza setelah daftar tiga tahanan perempuan Israel yang akan dibebaskan hari ini diserahkan kepada pihak Israel. Gencatan senjata ini diharapkan menghentikan serangan udara Israel yang telah berlangsung selama 470 hari terhadap warga Gaza yang terkepung.

Tahap pertama kesepakatan ini akan berlangsung selama 42 hari, dengan dua tahap tambahan yang masing-masing juga berdurasi 42 hari.

Pada Sabtu lalu, Partai “Kekuatan Yahudi” yang dipimpin oleh Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben Gvir mengumumkan rencana untuk mengundurkan diri dari pemerintahan dan koalisi sebagai protes atas persetujuan kesepakatan dengan Hamas.

Ben Gvir mencoba meyakinkan Smotrich untuk ikut mengundurkan diri jika kesepakatan itu disahkan, tetapi Smotrich hanya menyatakan penolakannya dalam pemungutan suara di kabinet yang berlangsung Jumat hingga Sabtu dini hari.

Jika “Kekuatan Yahudi” benar-benar mundur, pemerintahan Netanyahu akan kehilangan enam kursi di Knesset (parlemen). Namun, jumlah itu masih belum cukup untuk menjatuhkan pemerintah.

Sumber: Al Jazeera, Media Israel

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here