Spirit of Aqsa, Palestina – Pengacara dari Otoritas Urusan Narapidana dan Eksekutif, Mamoun Al-Hashaim, menceritakan kejadian sebenarnya yang menimpa Muhammad Muqbel hingga patah rahang, gigi, dan banyak memar dan luka-luka di sekujur tubuhnya. Remaja 16 tahun itu ditangkap di kamp Al-Aroub, Hebron.

Mamoun menjenguk Muqbel di RS Hadassah. Ia mengatakan, kondisi Muqbel saat ini sudah stabil dan telah menjalani operasi rahang selama tiga jam lebih.Saat berkunjung, Muqbel menceritakan perlakuan tentara Israel terhadap dirinya.

Pada Selasa (1/12), ia berangkat ke sekolah pukul 07.00 waktu setempat. Namun rupanya sekolah tengah ditutup, ia terlaksana kembali ke rumah. Untuk mengisi waktu luang, Muqbel keluar rumah untuk membeli beberapa kebutuhan sehari-hari.

Dalam perjalanan itulah perisitiwa mengenaskan terjadi. Tentara Israel tengah menyerang pejuang Palestina dengan tembakan gas air dan granat kejut.

Tanpa pikir panjang, ia bersama anak-anak lainnya melarikan diri ke tempat aman. Namun naas, saat ia berlindung di sebuah rumah, jip militer Israel ternyata mengikuti mereka. Tentara Israel lalu mendobrak rumah tempat mereka berlindung.

Tanpa rasa kasihan, tentara Israel memukul Muqbel dengan senapan tepat di rahang kiri. Setelah itu, ia ditarik paksa keluar rumah.

Tak sampai di situ, tentara Israel tak henti-hentinya memberi pukulan, padahal Muqbel sudah terbaring lemas di tanah. Ia ditendang di punggung, bahu, dan rahang yang sudah patah. Muqbel terbaring selama 10 menit dalam keadaan darah keluar dari mulut dan dagu.

Dalam keadaan terbaring, tentara Israel mengawasi Muqbel agar tak kabur. Setelah itu, ia lalu dimasukkan ke dalam jip militer. Di dalam kendaraan lapis baja itu Muqbel masih mendapat perlakuan tak manusiawi. Ia diinjak-injak disertai hinaan keji.

“Kemudian dia dipindahkan ke arah kota Halhul dekat pintu masuk, dan di sana dia dikeluarkan dari jip bersama anak-anak lainnya dan duduk di tanah setelah mengikat tangan mereka dengan ikatan plastik, dan mereka tinggal selama dua jam, setelah itu jip lain datang dan dipindahkan ke pusat penahanan Ezion. Setelah itu dia dibawa ke ruang interogasi, dan berada di sana,” kata Mamoun menceritakan.

Di ruang penyidikan, penyidik mengeluarkan kata-kata kasar dan mengarang tuduhan untuk menjerat Muqbel. Ia dituduh melempar batu ke arah tentara. Muqbel disiksa agar mengakui tuduhan tersebut.

Mamoun menceritakan, Muqbel dibiarkan berdiri di luar ruangan dalam keadaan patah rahang disertai dingin musim dingin yang memang tengah melanda Palestina. Tepat pukul 12.00 waktu setempat, ia baru dimasukkan ke sel tahanan.

Kondisi Muqbel saat dirawat dalam keadaan tangan dan kaki diborgol

Namun, Muqbel tak mampu menahan rasa sakit akibat rahang patah. Keesokan harinya dia dipindahkan ke rumah sakit Hadassah Ein Karem. Ia dikawal ketat selama perawatan. Bahkan tangan dan kaki Muqbel diborgol oleh tentara penjajah Israel.

Kedua tangan Muqbel diborgol saat menjalani perawatan.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here