Spirit of Aqsa, Palestina– Keluarga tawanan di Jalur Gaza mengamuk di pertemuan parlemen Israel (Knesset), menuntut pemerintah bergerak cepat untuk membebaskan para tawanan.
Dilansir dari The Guardian, sekitar 20 kerabat tawanan menyerbu ruang pertemuan parlemen di Al-Quds sambil meneriakkan pembebasan segera para tawanan.
“Bebaskan mereka sekarang, sekarang, sekarang!” teriak mereka.
Seorang perempuan, yang tiga anggota keluarganya ditawan Hamas, terlihat menangis sambil mengatakan dirinya cuma butuh satu orang saja untuk dikembalikan.
“Hanya satu orang yang saya minta kembalikan, satu saja dari tiga,” kata perempuan itu.
Sejumlah orang lainnya juga tampak mengangkat tulisan tinggi-tinggi yang berbunyi, “Anda tidak akan duduk di sini sementara mereka mati di sana.”
Serbuan ini terjadi setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menolak syarat negosiasi yang diajukan Hamas untuk menyetop perang dan membebaskan para tawanan.
Hamas memberi syarat bahwa jika ingin sandera dibebaskan, maka Israel harus angkat kaki sepenuhnya dari Jalur Gaza. Israel juga mesti mengakui Hamas sebagai pemerintah wilayah tersebut.
Netanyahu pun menolak syarat tersebut. Netanyahu menilai memenuhi syarat-syarat itu sama saja dengan mengabaikan upaya Israel menjalankan operasi militer selama ini.
Seorang pejabat Hamas di Qatar pun mengatakan penolakan Netanyahu ini berarti “tidak ada kesempatan untuk mengembalikan para tawanan.”
Keluarga tawanan khawatir bahwa pemerintah akan menomorduakan para tawanan imbas ambisinya memusnahkan Hamas. Selama beberapa hari terakhir, mereka pun melakukan berbagai demonstrasi hingga ke kediaman pribadi Netanyahu.
Kekhawatiran ini juga semakin menjadi-jadi setelah Pasukan Pertahanan Israel pekan lalu menyatakan tiga orang tawanan, yang jenazahnya ditemukan di Jabaliya pada Desember, kemungkinan tewas terbunuh oleh serangan udara di terowongan Hamas.