Seorang bayi meninggal dunia dunia akibat cuaca dingin ekstrem yang melanda Gaza. Bayi tersebut merupakan kembar dari seorang anak yang wafat sehari sebelumnya karena kondisi serupa.
Menurut laporan Kantor Berita Palestina (WAFA), bayi Ali Al-Batran, yang baru berusia satu bulan, wafat pagi ini. Ali adalah saudara kembar dari Juma, yang meninggal pada Minggu di sebuah tenda pengungsian di Deir Al-Balah, wilayah tengah Gaza, karena tidak mampu bertahan menghadapi cuaca dingin ekstrem.
Dalam beberapa hari terakhir, tercatat empat bayi baru lahir meninggal akibat suhu yang sangat rendah dan dingin ekstrem. Kondisi ini terjadi di tengah genosida yang terus berlangsung terhadap rakyat Palestina di Gaza oleh pasukan pendudukan Israel.
Sumber-sumber lokal melaporkan bahwa kelangkaan makanan di kalangan ibu-ibu menyusui telah memicu munculnya berbagai penyakit baru di antara bayi, yang semakin memperburuk situasi kesehatan di wilayah tersebut.
Hingga hari ke-451, pasukan pendudukan Israel terus melancarkan ratusan serangan darat, laut, dan udara. Serangan tersebut menyebabkan pembantaian massal terhadap warga sipil, menciptakan situasi kemanusiaan yang sangat buruk akibat blokade. Lebih dari 90% penduduk Gaza kini mengungsi.
Jumlah korban jiwa akibat serangan ini telah mencapai lebih dari 45.514 orang, mayoritas adalah perempuan dan anak-anak. Sementara itu, lebih dari 108.189 lainnya terluka.
Angka tersebut masih belum final karena ribuan korban masih terjebak di bawah reruntuhan bangunan dan di jalanan. Tim medis dan penyelamat tidak dapat menjangkau mereka akibat intensitas serangan dan kondisi lapangan yang sangat berbahaya.
Blokade ketat yang diberlakukan Israel semakin memperburuk situasi dengan membatasi pasokan bahan bakar dan bantuan kemanusiaan mendesak untuk mengurangi krisis kemanusiaan yang semakin parah di Gaza.
Sumber: Al Jazeera