Spirit of Aqsa-  Pasukan Israel melancarkan serangan udara dan artileri sejak Jumat dini hari (18/10/2024) di sejumlah wilayah di Gaza, menyebabkan jatuhnya korban jiwa dan luka-luka. Sementara itu, militer Israel mengumumkan pengiriman tambahan pasukan untuk memperluas operasinya di Jabalia, yang telah dikepung selama 14 hari berturut-turut.

Menurut laporan Al Jazeera, seorang warga Palestina syahid akibat serangan Israel yang menargetkan kerumunan warga di sekitar wilayah Jabalia di bagian utara Gaza.

Sumber medis mengonfirmasi kepada Al Jazeera bahwa dua jenazah korban berhasil dievakuasi dari Jabalia yang hancur akibat serangan tersebut. Sementara itu, sumber dari tim pertahanan sipil Palestina menyebutkan bahwa puluhan jenazah warga yang dibunuh oleh pasukan Israel masih terjebak di bawah reruntuhan rumah mereka dan di jalan-jalan, karena pasukan pendudukan melarang proses evakuasi.

Kementerian Kesehatan Gaza sebelumnya menyatakan bahwa pasukan Israel telah melakukan pembantaian di kamp pengungsian Jabalia pada Kamis kemarin. Seorang sumber medis mengonfirmasi kepada Al Jazeera bahwa 25 orang tewas dan lebih dari 150 lainnya terluka dalam serangan yang menargetkan “Sekolah Abu Hussein,” yang menjadi tempat penampungan pengungsi di tengah kamp Jabalia.

Di bagian tengah dan timur Gaza, wartawan Al Jazeera melaporkan bahwa serangan artileri Israel juga menghantam wilayah Al-Zeitoun dan Tel Al-Hawa di Gaza. Sumber-sumber Palestina melaporkan bahwa tembakan dari kendaraan militer Israel menyasar wilayah timur Al-Zeitoun di bagian tenggara Gaza.

Di wilayah selatan, seorang warga Palestina syahid dan beberapa lainnya terluka akibat serangan artileri Israel di daerah Al-Sabra, selatan Gaza. Di Rafah, serangan pesawat tak berawak Israel menewaskan seorang warga di wilayah timur kota tersebut.

Israel Tambah Personel Militer dan Perketat Blokade

Sementara itu, militer Israel mengumumkan pengiriman pasukan tambahan ke wilayah utara Gaza yang diblokade. Brigade Givati dikirim untuk bergabung dengan Divisi 162 guna memperluas operasi militer di Jabalia, bagian utara Gaza.

Kantor berita Anadolu melaporkan bahwa Israel terus memperketat blokadenya di wilayah utara Gaza, memperburuk krisis kelaparan yang dialami sekitar 200.000 warga Jabalia yang telah kekurangan makanan dan air.

Langkah perluasan operasi militer di Jabalia ini dilakukan meski ada seruan internasional untuk menghentikan pembantaian di wilayah utara Gaza.

Sejak 6 Oktober, militer Israel melancarkan operasi baru di wilayah utara Gaza, memperketat pengepungan di Jabalia, dan melarang warga mengungsi ke Gaza. Mereka hanya diperbolehkan melintasi Jalur Salah Al-Din, jalan utama yang menghubungkan utara dan selatan Gaza.

Ini adalah operasi darat ketiga yang dilakukan Israel di Jabalia sejak dimulainya serangan besar-besaran di Gaza pada 7 Oktober.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan bahwa Israel telah melarang masuknya tenaga medis yang ingin mendukung klinik-klinik di Gaza. WHO menyatakan bahwa sejak Agustus lalu, delapan organisasi kesehatan dan lebih dari 50 tenaga ahli terhalang oleh blokade Israel. Para tenaga medis ini seharusnya memberikan dukungan penting bagi layanan medis di berbagai fasilitas kesehatan di Gaza, termasuk Rumah Sakit Gaza Eropa dan Rumah Sakit Nasser.

Sumber: Al Jazeera

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here