Meski menemukan adanya indikasi kuat pelanggaran hak asasi manusia (HAM) oleh Israel di Gaza dan Tepi Barat, Uni Eropa hingga kini belum menunjukkan sinyal akan menjatuhkan sanksi. Hal itu diungkapkan harian Inggris The Guardian dalam laporan terbarunya, mengutip dokumen internal yang bocor dari lembaga kebijakan luar negeri Uni Eropa.

Menurut laporan tersebut, tinjauan yang dilakukan oleh lembaga kebijakan luar negeri Uni Eropa menyimpulkan dengan hati-hati bahwa “ada indikasi” pelanggaran Israel terhadap komitmen HAM-nya, terutama terkait tindakan brutal terhadap warga Palestina di Gaza dan Tepi Barat.

Tinjauan ini dilakukan dalam konteks Perjanjian Kemitraan Uni Eropa–Israel yang berlaku sejak tahun 2000, sebuah kerangka kerja utama untuk kerja sama ekonomi, sosial, dan lingkungan kedua pihak. Dalam perjanjian tersebut, Pasal 2 menyatakan bahwa penghormatan terhadap hak asasi manusia dan prinsip-prinsip demokrasi merupakan “elemen esensial.”

Dokumen ini disiapkan oleh Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Kaja Kallas, yang mendapat tekanan dari sejumlah negara anggota setelah menyaksikan krisis kemanusiaan parah akibat blokade Israel terhadap Gaza. Rencananya, dokumen tersebut akan disampaikan kepada pemerintah Israel dan para menteri luar negeri dari 27 negara anggota Uni Eropa pada pertemuan di Brussels hari Senin ini.

Realita Lapangan: Gaza Masih Tercekik, Tindakan Nyata Masih Tertunda

Kondisi di Gaza hingga saat ini masih tergolong bencana kemanusiaan. Penembakan terhadap warga sipil yang sedang mengantre bantuan pangan terjadi nyaris setiap hari, sementara kelaparan massal dan runtuhnya layanan air bersih mengancam nyawa jutaan orang.

Meski begitu, The Guardian mencatat bahwa tanggapan Uni Eropa masih sangat lambat. Kaja Kallas dijadwalkan akan mempresentasikan daftar opsi tindakan pada pertemuan menteri luar negeri bulan Juli mendatang. Beberapa opsi yang dipertimbangkan secara teoritis mencakup:

  • Penangguhan total hubungan dagang dengan Israel
  • Pembekuan keikutsertaan Israel dalam program-program Uni Eropa

Namun, semua itu memerlukan proses hukum tambahan dan persetujuan politik dari semua negara anggota, yang sejauh ini belum jelas arahnya.

Momentum yang Belum Tentu Berdampak

Meski baru berupa dokumen bocor dan belum dipublikasikan secara resmi, temuan ini dianggap The Guardian sebagai momen penting dalam hubungan Uni Eropa–Israel. Bahkan dengan gaya bahasa diplomatik yang lembut, laporan ini menandai pertama kalinya Uni Eropa secara eksplisit mengakui adanya indikasi pelanggaran HAM oleh Israel.

Namun demikian, kecil kemungkinan bahwa hal ini akan mengubah kebijakan Israel di lapangan. Pemerintah Netanyahu diperkirakan tetap pada jalur kekerasan dan penindasan, terutama dengan dukungan yang masih kuat dari Amerika Serikat.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here