Spirit of Aqsa— Militer Israel kembali melakukan serangan udara pada Rabu dini hari (29/5/2024) waktu setempat. Serangan tersebut menargetkan sekitar Kamp Badr dan Bundaran Zaarub di barat kota Rafah, Jalur Gaza selatan.
Serangan ini terjadi setelah dua pembantaian oleh Israel dalam dua hari terakhir yang menghantam kamp-kamp pengungsi yang dianggap sebagai zona aman. Jurubicara Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Margaret Harris, kembali menegaskan, tidak ada tempat aman di Gaza bagi warga untuk berlindung.
Belum ada laporan tentang korban dalam serangan terbaru di Rafah, namun serangan pada pagi hari ini membuat beberapa orang syahid dan melukai lainnya saat sebuah rumah keluarga Shatat dekat klinik pemerintah di lingkungan Sheikh Radwan, utara kota Gaza, terkena serangan.
Selain itu, tiga orang termasuk dua anak syahid dalam serangan Israel yang menghantam rumah keluarga Abu Jazar di kawasan Ma’an, selatan Khan Younis.
Sebanyak 21 warga Palestina syahid dan lainnya terluka pada Selasa kemarin dalam sebuah pembantaian baru oleh tentara Israel yang menghantam kamp pengungsi di daerah Mawasi, kota Rafah, selatan Jalur Gaza.
Kantor Berita Palestina (Wafa) menyebutkan, tentara Israel telah membunuh 72 pengungsi dalam 48 jam terakhir dengan menghantam tenda-tenda mereka di zona yang dianggap aman. Komite Darurat di Rafah menyatakan, Israel melakukan pembantaian perang dan genosida baru yang menargetkan tenda-tenda pengungsi di zona aman di Mawasi, barat kota Rafah.
Komite menilai tindakan ini sebagai kejahatan perang dan genosida baru yang menambah catatan “teroris Nazi” mereka, dan mengabaikan semua keputusan internasional dan keputusan Mahkamah Internasional.
Tidak Ada Tempat Aman
Jurubicara WHO, Margaret Harris, kembali menegaskan bahwa tidak ada tempat aman di Gaza bagi warga untuk berlindung. Dia menambahkan, peluang bertahan hidup bagi korban luka di Gaza sangat kecil karena kondisi kesehatan di sana.
“Kami masih tidak mengerti mengapa rumah sakit dan ambulans menjadi target serangan,” katanya, dikutip Aljazeera, Rabu (29/5/2024).
Target Serangan Rumah Sakit
Di utara Gaza, Aljazeera melaporkan, pasukan Israel membom Rumah Sakit Kamal Adwan di kota Beit Lahiya, menyebabkan kebakaran di generator listrik rumah sakit akibat serangan tersebut.
Pada Selasa (28/5/2024), sumber medis melaporkan enam warga Palestina syahid dan lainnya terluka, termasuk seorang dokter, dalam serangan tentara Israel di sekitar Rumah Sakit Kamal Adwan. Pasukan Israel mengepung Rumah Sakit Yemen Al-Saeed yang menampung ribuan pengungsi di kamp Jabalia, utara Gaza.
Serangan artileri terus berlanjut di kota Beit Hanoun, menyebabkan satu warga Palestina syahid dan lainnya terluka. Wartawan melaporkan bahwa pasukan Israel telah memasuki Jalan Sikka dan memulai operasi pembongkaran dan penghancuran di Beit Hanoun.
Dalam konferensi pers, Harris mengatakan bahwa sekitar 10.000 pasien menunggu evakuasi di Gaza. Gaza mengalami kekurangan pasokan medis dan bahan bakar, dan hanya tiga truk bantuan kemanusiaan yang berhasil masuk ke Gaza melalui Gerbang Kerem Shalom sejak serangan darat Israel di Rafah pada 6 Mei lalu.
Dia juga mengungkapkan bahwa 60 truk bantuan dari WHO di pelabuhan El-Arish, Mesir, tidak dapat masuk karena penutupan perbatasan Rafah setelah dikuasai oleh tentara Israel.
Sebelumnya, organisasi internasional dan PBB telah memperingatkan serangan tentara Israel terhadap fasilitas kesehatan dan tenaga medis di Gaza, namun Israel mengabaikan peringatan tersebut dan menyerang banyak rumah sakit, mengeluarkannya dari layanan, yang memperburuk situasi di Gaza.