Spirit of Aqsa- Sumber medis kepada Al Jazeera mengungkapkan bahwa 69 orang telah syahid akibat serangan udara yang dilakukan oleh militer Israel di beberapa wilayah di Gaza sejak Ahad (15/12/2024). Sementara itu, pihak pertahanan sipil Gaza mengonfirmasi bahwa Israel telah menargetkan 4 sekolah yang menampung pengungsi dalam 24 jam terakhir.

Media Palestina melaporkan bahwa pesawat tempur Israel menyerang kawasan utara kota Rafah di selatan Gaza pada pagi hari Senin, dan aktivis Palestina membagikan video yang menunjukkan mobil ambulans mengangkut korban luka setelah serangan Israel pada pagi hari yang menargetkan kamp pengungsi Nuseirat di Gaza tengah.

Juru bicara pertahanan sipil Gaza, Kapten Mahmoud Basal, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa militer Israel menargetkan 4 sekolah yang menampung pengungsi pada hari Minggu, dalam rentang waktu 24 jam. Ia menambahkan bahwa setidaknya 43 warga Palestina syahid saat militer Israel menyerbu Sekolah Khalil Aouida di kamp pengungsi Beit Hanoun, Gaza. Basal menjelaskan bahwa Israel terus mengejar pengungsi dengan serangan dan pembunuhan dari satu sekolah ke sekolah lain.

Basal juga mengungkapkan bahwa banyak jenazah yang ditemukan dalam kondisi hancur akibat jenis amunisi yang digunakan, serta banyak korban luka yang kemungkinan besar akan syahid akibat kekurangan fasilitas medis.

Pada hari Minggu, sumber medis melaporkan bahwa 15 orang syahid akibat serangan Israel yang menargetkan sebuah sekolah milik UNRWA yang menampung pengungsi di barat Khan Younis, Gaza Selatan.

Pembaruan Jumlah Korban

Sementara itu, Direktur Kantor Media Gaza, Ismail Thawabteh, mengonfirmasi lebih dari 100 warga Palestina syahid dalam dua hari terakhir dalam konferensi pers pada hari Minggu. Ia menyatakan, “Militer Israel terus menargetkan pengungsi, warga sipil, dan petugas medis dengan cara yang sangat brutal, yang menyebabkan lebih dari 110 orang syahid dalam beberapa jam terakhir.”

Thawabteh menambahkan bahwa militer Israel melakukan pembantaian mengerikan di Sekolah Khalil Aouida di Beit Hanoun, yang menampung pengungsi, yang menyebabkan lebih dari 43 orang syahid. Ia juga melaporkan bahwa jumlah pusat pengungsian yang diserang oleh militer Israel telah mencapai lebih dari 213 tempat sejak dimulainya pembantaian ini.

Thawabteh mengungkapkan bahwa militer Israel melakukan pembantaian di sebuah markas pertahanan sipil, yang menyebabkan 4 anggotanya syahid, sehingga jumlah syuhada dari pertahanan sipil meningkat menjadi 94 orang. Ia juga melaporkan serangan di kamp pengungsi Nuseirat di Gaza tengah yang menewaskan 42 orang Palestina, serta pembantaian di kamp al-Bureij terhadap keluarga Al-Qerinawe.

Thawabteh juga menyebutkan bahwa militer Israel terus melakukan serangan berturut-turut terhadap petugas medis dan rumah sakit selama beberapa hari terakhir, menyebabkan sejumlah dokter dan tenaga medis syahid, terutama di Rumah Sakit Kamal Adwan di Gaza utara.

Ia menekankan bahwa kebijakan kelaparan yang diterapkan Israel menargetkan lebih dari 2,4 juta warga Palestina di Gaza, termasuk satu juta anak-anak dan hampir satu juta wanita, dengan menutup perbatasan dan mencegah bantuan serta makanan masuk, yang semakin memperburuk krisis kemanusiaan di Gaza.

Thawabteh mengutuk serangan Israel terhadap jurnalis, petugas pertahanan sipil, dan tenaga medis, serta menuduh Israel, Amerika Serikat, dan negara-negara seperti Inggris, Jerman, dan Prancis, bertanggung jawab secara moral dan hukum atas keterlibatan mereka dalam pembantaian massal ini.

Ia meminta kepada masyarakat internasional, organisasi internasional, dan organisasi jurnalis untuk “menekan Israel untuk menghentikan kejahatan genosida ini, serta menghentikan serangan terhadap jurnalis, dokter, petugas pertahanan sipil, dan semua elemen masyarakat Palestina.”

Sumber: Al Jazeera

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here