Spirit of Aqsa, Palestina- Sejak bantai penduduk Gaza, zionis Israel mnerima serangan siber yang dilakukan kelompok hacker yang mendukung perjuangan Paletina. Mereka tersebar dari berbagai negara.

Berikut ini beberapa kelompok yang paling menonjol dalam melakukan perlawanan:

 Aljazair Anonim

Salah satu kelompok paling menonjol yang terus-menerus menyerang Israel adalah kelompok “Anonymous Aljazair”. Kelompok ini terkenal sejak operasi Taufan Al-Aqsa dan dikenal karena dukungannya terhadap perjuangan Palestina. Kelompok itu mengaku telah meretas sejumlah situs vital bagi Israel, seperti dilansir situs “The Cyber ​​Express”.

Salah satu target paling menonjol dari kelompok ini baru-baru ini adalah situs polisi Israel. Kelompok tersebut dapat memperoleh data sensitif.Kelompok tersebut tidak mengungkapkan sifat data yang diretas, namun hanya menerbitkan gambar situs yang diretas melalui akun di Telegram dan dark web.

Kelompok yang sama membenarkan adanya peretasan terhadap sebuah perusahaan Israel. Mereka  mempublikasikan pesan di akun Telegram. Mereka mengaku telah meretas situs tersebut sebagai respons terhadap pemboman Israel di Gaza.

AnonGhost

Menurut situs web “Cyber ​​​​News”, kelompok keamanan siber pro-Palestina bernama “Anon Ghost” mengeksploitasi kerentanan dalam aplikasi “Red Alert: Israel”, yang memperingatkan warga Israel ketika roket diluncurkan.

Kerentanan ini memungkinkan mereka mengubah permintaan, mengekspos server dan API, serta mengirimkan peringatan palsu ke beberapa pengguna aplikasi. Kelompok Anon Ghost juga mengaku telah menyerang aplikasi lain yang memperingatkan pemukim akan adanya rudal.

Setelah serangan pertama terhadap aplikasi yang kemudian dihapus dari Google Store, Anon Ghost mengumumkan bahwa mereka adalah pihak di balik serangan terhadap aplikasi peringatan rudal yang memiliki lebih dari satu juta unduhan di Google Play.

Serangan Dunia Maya yang tidak diketahui asalnya

Dalam serangan lainnya, dua papan reklame di Tel Aviv diretas oleh peretas tak dikenal yang mampu menghapus iklan komersial dan menyiarkan video yang mendukung gerakan Hamas dan termasuk slogan anti-Israel. Hal ini berlanjut selama sekitar 5 menit. Para peretas menyiarkan adegan pembakaran bendera Israel dan adegan lain dari pemboman kejam yang terjadi di Jalur Gaza, menurut saksi mata.

Gil Messing dari Check Point Software Technologies, sebuah perusahaan keamanan siber, menyatakan, serangan siber terbesar yang merugikan Israel adalah serangan terhadap Ono Academic College pada Senin (23/10).

kelompok Yordania mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut dan mempublikasikan data 250.000 catatan karyawan, mahasiswa, dan mantan mahasiswa. Hal itu memaksa Perguruan tinggi tersebut mematikan sistemnya.

Secara umum, lebih dari 40 kelompok yang mendukung perjuangan Palestina berpartisipasi dalam perang cyber melawan Israel. Sebagian besar serangan mereka diwujudkan dalam serangan penolakan layanan (denial-of-service). Kelompok-kelompok tersebut tidak secara langsung menyerang infrastruktur.

Di antara meningkatnya serangan yang dilakukan oleh kelompok peretas dan diamnya organisasi-organisasi Israel, terdapat banyak rumor, teori, dan pertanyaan mengenai validitas peretasan tersebut, sehingga kita perlu menunjukkan tidak adanya pernyataan apa pun dari badan resmi mengenai hal ini.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here