Spirit of Aqsa, Palestina- Mantan Menteri Pertahanan dan Kepala Staf Israel, Shaul Mofaz, mendesak pembebasan semua tahanan Palestina, sebagai imbalan atas pembebasan tahanan Israel dari Gerakan Perlawanan Islam (Hamas).
Mofaz menyampaikan hal tersebut dalam sebuah wawancara dengan saluran swasta Israel Channel 12. Menurut dia, Israel harus melakukan segala upaya untuk membebaskan tentara Israel yang dibawa ke Jalur Gaza.
“Saya pikir mereka (pemerintah Israel) seharusnya memulai kampanye militer melawan Hizbullah, dan melakukan segala upaya dengan Hamas untuk membebaskan orang-orang yang diculik terlebih dahulu,” ujarnya.
Dia menilai, Israel tak perlu mempermasalahkan syarat Hamas tentang pembebasan semua warga Palestina yang di penjara Israel yang berjumlah 6.000 orang. Itu merupakan imbalan atas pembebasan tentara Israel yang ditahan oleh Hamas.
“Saya akan mengembalikan mereka semua (tahanan Palestina) ke Jalur Gaza, dan yang terpenting saya akan berupaya untuk membebaskan orang-orang yang diculik, tahanan Israel. Kita tidak berbicara tentang satu atau dua penculik Israel, melainkan 229 orang hingga saat ini, dan ini adalah jumlah yang luar biasa,” kata Mofaz.
Mofaz menjabat sebagai Kepala Staf tentara pendudukan Israel dari 1998 hingga 2002, dan Menteri Pertahanan dari 2002 hingga 2006.
Mofaz menjelaskan, “Dalam Perang Yom Kippur (6 Oktober 1973), ketika kegagalan terjadi 50 tahun yang lalu dan saya adalah seorang perwira yang memimpin patroli pasukan terjun payung, masalah tersebut tidak sampai ke warga sipil. Itu berakhir antara Israel, Mesir, dan Suriah.”
Jumat (27/10), jurubicara tentara Israel, Daniel Hagari, mengatakan, jumlah tahanan yang ditahan Hamas adalah 229 orang. Hamas sebelumnya telah membebaskan 4 perempuan, dua warga Amerika dan dua warga Israel, dalam dua tahap, dengan mediasi Qatar dan Mesir.
Kamis (26/10), Klub Tahanan Palestina (non-pemerintah) mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa jumlah tahanan di penjara pendudukan, menurut data yang tersedia, mencapai sekitar 6.700 setelah meningkatkan kampanye penangkapan sejak 7 Oktober.